Gandeng Pertamina, Ibu-Ibu Desa Jirak Kalsel Kembangkan Olahan Ikan Air Tawar

Katadata
Kelompok Usaha Acil Desa Jirak (Kuas Jirak) di Kalimantan Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Desa Jirak. Foto: Ade Rosman/Katadata
25/9/2024, 19.30 WIB

Berjarak satu jam dari pusat Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Desa Jirak menyimpan hasil alam berupa ikan air tawar yang saat tengah dicoba untuk dikenalkan pada masyarakat luas.  

Di desa ini dibentuk Kelompok Usaha Acil Desa Jirak (Kuas Jirak) yang saat ini tengah mengelola hasil ikan menjadi sejumlah olahan. Mereka menggandeng PT Pertamina (Persero) untuk membantu pengembangan usaha mereka.

Dalam bahasa Banjar, Acil berarti bibi, biasa digunakan untuk memanggil ibu-ibu. Karena Kuas Jirak terdiri dari sekelompok ibu rumah tangga, maka dinamakan demikian.

Saat ini, terdapat dua kelompok dalam badan Kuas Jirak, keduanya mengelola olahan berbahan dasar ikan. Pertama dinamai kelompok Barokah, dan kelompok lainnya bernama Sukmasaji.

Ketua Kelompok Barokah, Srihartini (27) mengatakan, terdapat tiga jenis ikan yang dijadikan bahan baku utama yakni ikan gabus, nila, dan lele. Ketiga jenis ikan itu tersebar di sekitar desa Jirak yang merupakan rawa. Jika air pasang, masyarakat dapat mengambil ikan langsung dari halaman belakang rumahnya.

Terdapat penampungan sedalam lebih kurang dua meter di tengah rawa. Fungsinya, jika air perlahan surut, akan menjadi tempat bermukim ikan tersebut. 

Daging ikan nila, lele, dan gabus diolah menjadi abon. Masing-masing bernama boniga (abon ikan gabus), bonila (abon ikan nila), dan bonile (abon ikan lele). Hartini menjelaskan poses pengolahan ikan ala Kuas Jirak agar tak hanya menjadi satu jenis produk saja.

"Kami bikin minyaknya dulu, kami ambil intisarinya, yitu menjadi albumen," kata Hartini, ditemui di Jirak, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, Rabu (25/9).

Setelah menjadi albumen, daging ikan dipisahkan dari tulangnya. Daging ikan diolah menjadi abon, sementara tulangnya "disulap" menjadi kerupuk. Sedangkan minyak yang didapat dari pengolahan abon ikan kemudian diolah menjadi sabun untuk mencuci pakaian.

"Jadi, dari satu bahan ikan, kami dapat empat produk, albumen, abon, sabun, dan kerupuk," kata Hartini.

Kerja Sama dengan Pertamina

Hartini mengatakan semula di Desa Jirak hanya mengelola ikan menjadi abon saja. Pengembangan produk dilakukan setelah bekerja sama dengan CSR Pertamina yang dimulai sejak 2022 lalu. Sebelumnya olahan ikan di Desa Jirak hanya untuk keperluan konsumsi pribadi, bukan untuk dijual.

Ibu rumah tangga berusia 27 tahun ini mengatakan selain diberi pelatihan berkaitan dengan pengolahan dan manajemen pemasaran, Pertamina juga memberikan modal awal berupa uang sejumlah Rp 10 juta, freezer, mesin press, serta alat lainnya.

Kepala Desa Jirak, Pansyah mengatakan, awal kerjasama desanya dengan Pertamina dimulai dengan pengajuan proposal olehnya. Pansyah bersyukur dengan kerja sama tersebut, karena sebelumnya mayoritas ibu-ibu di desa Jirak tidak bekerja.

"Dengan adanya kegiatan pengolahan ikan ini, jadi sekarang mereka sudah bisa mengolah ikan," katanya.

Pansyah mengatakan, hal itu selaras pula dengan peningkatan pendapatan para ibu rumah tangga di desanya. Di sisi lain, ia pun senang lantaran pasokan ikan yang ada di alam sekitar Jirak terkelola dengan baik.

Kelompok Barokah terdiri dari 10 orang, sedangkan Sukmasaji terdiri dari 15 orang. Proses produksinya dilakukan dua kali dalam satu minggu. Untuk pedapatan bersih, tiap orang dapat mengantongi Rp 350 hingga Rp 400 ribu per bulannya.

Community Development Officer Pertamina EP Tanjung, Lina Nur Afifah mengatakan, pada dasarnya kelompok di Desa Jirak sudah memiliki kemampuan untuk mengolah ikan. Pertamina, membantu untuk mengembangkan kelompok, produk, juga pemasarannya.

Lina mengatakan, dalam seminggu rutin dilakukan monitoring ke desa Jirak untuk dilihat perkembangan, pembukuan, pemasukan, dan hal teknis lainnya.

Mulanya Desa Jirak mengajukan proposal, setelah diterima, kerja sama dimulai sejak 2022. Pada 2023, Pertamina membantu mengembangkan kelompok dan produk yang dihasilkan, juga pemasarannya.

Pada 2024, sembari mengembangkan,  Pertamina mencoba mengembangkan kembali kelompok baru lainnya yang juga terdiri dari kelompok ibu rumah tangga di desa Jirak.

"Kami membantu untuk mendesain kemasannya, membuat buku pelaporan keuangan, pelatihan pengembangan, diverifikasi profit-nya, jadi semula hanya abon saja, itu kami kembangkan," kata dia. 

Field Manager PEP Tanjung Field, Kurniawan Triyo Widodo, mengatakan program CSR menjelaskan bahwa perusahaan memiliki bertujuan dalam  program CSR untuk memberikan dampak berkelanjutan bagi masyarakat. 

"Program Kuas Jirak juga merupakan adalah wujud nyata komitmen kami terhadap prinsip-prinsip environmental, social, and governance," kata dia. 

Lebih jauh, Head of Communication Relations & CID Zona 9, Elis Fauziyah, mengatakan, program ini berhasil mengurangi limbah minyak jelantah hingga 500 ml per bulan yang diolah menjadi sabun serta menghemat energi listrik sebesar 445,95 KWh per tahun.

"Program ini juga memberdayakan 25 perempuan dalam pengolahan ikan, memberikan keterampilan tambahan, dan memberikan berkontribusi terhadap pada penetapan Desa Jirak sebagai 'Kampung Haruan' oleh Pemerintah Kabupaten Tabalong pada 2022," kata Elis.

Reporter: Ade Rosman