Kemendag: Deflasi 5 Bulan Beruntun Dipicu Penurunan Permintaan Pasar Global

ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/foc.
Pedagang menata sayuran yang dijual di salah satu sentra pemasok bahan pangan untuk beberapa kota di Jatim di Pasar Karangploso, Malang, Jawa Timur, Rabu (29/4/2020).
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Sorta Tobing
7/10/2024, 14.59 WIB

Kementerian Perdagangan menyebut penyebab deflasi selama lima bulan berturut-turut di Indonesia bermula dari penurunan permintaan pasar global.

"Sehingga ekspor beberapa produk kita menurun karena permintaannya turun," kata Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Moga Simatupang saat ditemui di Kantor Kemendag, Jakarta, Senin (7/10).

Kondisi tersebut mengakibatkan penurunan produksi di sektor industri. Akibatnya, banyak perusahaan melakukan pemutusan hubunga kerja atau PHK yang berefek ke daya beli masyarakat. 

Selain penurunan permintaan, Moga menyebut deflasi juga disebabkan tidak adanya peristiwa besar yang terjadi di Indonesia, seperti Lebaran dan Pemilu, yang sudah berjalan beberapa bulan lalu.

“Kami berharap dengan adanya momentum besar seperti Pilkada serta Natal dan tahun baru akan membuat kondisi kembali normal,” ujarnya.

Untuk kondisi pangan, Moga mengatakan, kinerjanya positif. "Curah hujan tahun ini bagus di beberapa daerah sehingga produktivitas beberapa bahan meningkat," ucapnya. 

Kemendag telah meminta para asosiasi pedagang pasar untuk saling berkomunikasi untuk menjaga pasokan dan harga. Asosiasi yang dimaksud yakni Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPI), Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (ASPARINDO), dan Asosiasi Pasar Rakyat Seluruh Indonesia (APARSI).

“Kami mendorong teman-teman supaya agar berkomunikasi sehingga tidak terjadi pasang surut atau depresiasi harga yang tinggi,” kata dia.

Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebelumnya menekankan deflasi maupun inflasi harus dikendalikan agar tidak merugikan banyak pihak. “Agar harga stabil, tidak merugikan produsen, baik petani, nelayan, UMKM, pabrikan, serta konsumen," kata Presiden Jokowi kemarin.

Jokowi meminta kementerian dan lembaga terkait mengkaji penyebab dan dampak deflasi bulan berturut-turut, termasuk faktor daya beli masyarakat. "Pengendalian dan keseimbangan itu yang diperlukan,” ujarnya.

Reporter: Mela Syaharani