Kemenkop Ukm Uji Coba Skor Penilaian Kredit Baru, Pakai Data PLN dan BPJS

ANTARA FOTO/Angga Budhiyanto/gp/YU
Ilustrasi.
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti
9/10/2024, 15.01 WIB

Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah tengah menguji coba innovation credit scoring atau inovasi penilaian kredit dengan melibatkan tiga bank besar. Penilaian kredit baru ini mencakup data pembayaran listrik dan BPJS sebagai basis penilaian.

“Belum dapat kami sampaikan bank apa saja yang sedang uji coba, tapi mungkin diantaranya ada BRI dan Mandiri. Namun belum secara menyeluruh,” ujar Deputi Bidang Usaha Mikro KemenKop UKM Yulius saat ditemui di kantornya pada Selasa (8/10).

Yulius menyebut,  uji coba penilaian kredit ini menyasar bank yang paling tidak memiliki 72 ribu nasabah, seperti BRI. Dia menyampaikan,uji coba yang melibatkan tiga bank ini dinilai sudah cukup untuk kegiatan awal penerapan penilaian kredit.

“Nanti juga akan dibentuk konsorsium untuk menentukan kepada siapa saja pinjaman akan diberikan, termasuk model dan sistemnya,” ujarnya.

Konsorsium ini nantinya akan berasal dari empat kementerian, yakni KemenKop UKM, Kementerian Keuangan, Otoritas Jasa Keuangan, dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian.

Dia menjelaskan, banyak usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang selama ini ditolak ketika mengajukan kredit usaha rakyat karena tidak memiliki agunan. Karena itu, innovative credit scoring diharapkan dapat menjadi solusi.

“Sehingga kami membuat sistem penilaian kredit dengan pendekatan yang lebih progresif, menggunakan pendekatan yang lebih progresif seperti data PLN dan BPJS,” ucapnya.

Yulius  sebelumnya menyebut,  realisasi pembayaran subsidi KUR sejak 2015 hingga 30 September 2024 mencapai Rp 163 triliun. Dia menyebut realisasi penyaluran KUR selama periode tersebut mencapai Rp 1.793 triliun. Kredit tersebut disalurkan ke 48 juta debitur usaha mikro, kecil, dan menengah.

"Subsidi bunga KUR juga diberikan untuk meringankan beban biaya pinjaman, terutama yang terdampak pandemi Covid-19," kata dia. 

Penyaluran KUR terbesar pada periode tersebut, yakni Rp 365 triliun, terjadi pada 2022. Totalnya mencapai 7,6 juta debitur. Pada kuartal pertama tahun ini terjadi peningkatan kualitas kredit.

Sebanyak 90,74% merupakan debitur baru, yang beralih ke skema pembiayaan tinggi 18,76% dan penyaluran KUR ke sektor produksi sebanyak 55%. Namun, Yulius tidak merinci besaran pembiayaan kredit tersebut. 

Reporter: Mela Syaharani