Jadi Menko Pangan, Zulhas Ingin Manfaatkan Lahan Papua untuk Kejar Swasembada
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan, menargetkan pencapaian status swasembada pangan selama kepemimpinannya hingga 2029. Ia berencana untuk memanfaatkan lahan kosong di Papua.
Ia mengatakan penggunaan lahan di Papua untuk kebutuhan pangan telah diusulkan sejak 2014. Ketua Umum PAN ini menjelaskan produksi pangan nasional tidak bisa bertumpu pada lahan di Pulau Jawa.
"Luas lahan di Pulau Jawa berkurang terus, bahkan untuk hidup saja tidak layak di sini karena polusi dan penurunan permukaan laut," kata Zulhas di kantor Kementerian Perdagangan, Senin (21/10).
Karena itu, Zulhas menilai masa depan industri pertanian nasional ada di Papua. Zulhas mengku telah memprogramkan penggarapan 600.000 sampai 2 juta hektare lahan pertanian di Papua.
Adapun komoditas yang akan ditanam di Papua adalah tebu, padi, dan jagung. "Kita ada Papua yang luas tapi belum dioptimalkan penggunaannya. Mohon bantuan dan doanya agar bisa sukses meraih status swasembada pangan," katanya.
Kebutuhan pangan di Indonesia diproyeksikan terus meningkat seiring bertambahnya populasi penduduk. Berdasarkan proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), pada tahun 2050 jumlah penduduk akan mencapai 328 juta jiwa. Hal ini akan mengerek permintaan komoditas pangan utama, termasuk 40-50 juta ton beras.
Badan Pusat Statistik memproyeksikan total produksi beras pada tahun ini hanya 30,34 juta ton atau turun 2,43% secara tahunan. Sementara itu luas panen padi diperkirakan susut 1,64% secara tahunan menjadi 10,05 juta hektare.
Dengan demikian, Indonesia saat ini masih menghadapi kerentanan pangan, di mana produksi pangan strategis belum dapat memenuhi kebutuhan domestik. Global Food Security Index menunjukkan indeks ketahanan pangan Indonesia hanya 60,2, sedangkan rata-rata dunia mencapai 62,2.
Presiden Prabowo Subianto meyakini rezim pemerintahannya dapat mewujudkan swasembada pangan secara nasional dalam empat tahun ke depan. Dia bahkan optimistis Indonesia bisa jadi lumbung pangan dunia.
Dia menganggap kondisi swasembada pangan krusial untuk mengurangi impor pangan. Hal itu terutama dalam menghadapi potensi krisis global saat negara lain tidak mau mengekspor pangan karena lebih fokus pada kebutuhan mereka sendiri.
“Saudara-saudara sekalian, saya telah mencanangkan bahwa Indonesia harus segera swasembada pangan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Kita tidak boleh tergantung sumber makanan dari luar,” kata Prabowo.