Menteri Bahlil Pastikan Pasokan Kelapa Sawit untuk Biodiesel B60 Cukup

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia (tengah) menyampaikan paparan dalam rapat kerja bersama Komisi VII DPR di Gedung Parlemen, Jakarta, Senin (26/8/2024). Raker yang merupakan pertama diikuti Bahlil sebagai Menteri ESDM tersebut beragendakan pembahaan laporan keuangan pemerintah pusat tentang APBN 2023.
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti
21/10/2024, 19.05 WIB

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia memastikan pasokan minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) cukup untuk memenuhi target pencampuran biodiesel dengan kadar bahan bakar nabati hingga 60% atau B60. Ini terlihat pasokan CPO yang mampu mencukupi kebutuhan B40 serta kebutuhan ekspor. 

“CPO untuk bahan bakar B35 dan B40 itu kan menghabiskan sekitar 14 juta kiloliter, sedangkan ekspor CPO kita kan masih banyak. Kalau ditanya kapasitas CPO kita cukup atau tidak, ya pasti cukup,” kata Bahlil saat ditemui di Kementerian ESDM pada Senin (21/10).

Namun, Bahlil menyebut pemerintah perlu memikirkan kesiapan teknologi yang akan digunakan untuk B50 dan B60. “Sekarang sedang kami ujicoba agar ketika diimplementasikan untuk B50, B60 sudah betul-betul melewati uji coba yang baik,” ujarnya.

Ia sebelumnya mengatakan, pemerintahan Presiden Prabowo Subianto akan mendorong adanya bauran energi baru terbarukan atau EBT di Indonesia. Salah satu menjadi fokus adalah mengenai peningkatan komposisi pencampuran bahan bakar minyak BBM dan BBN.

Pemerintahan Prabowo mendorong terciptanya biodesel dengan bauran BBN sebesar 60% atau B60. "Presiden terpilih itu bauran EBT sudah menyampaikan bahwa sekarang kita B35, B40. Ke depan menjadi B50, B60," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (18/10). 

Menurutnya, pencampuran BBM dan BBN tersebut merupakan salah satu dari bauran EBT. Pasalnya, program B60 akan memperbanyak campuran crude palm oil (CPO) lebih banyak dari energi yang berasal dari fosil.

Rektor Universitas Pertanian Bogor (IPB), Arief Satria, mengatakan pengembangan biodiesel 50% atau B50 berpotensi membuka lahan baru kelapa sawit hingga 9,2 juta hektare.

Pengembangan B50 menyebabkan permintaan kapasitas produksi minyak kelapa sawit mentah atau CPO menjadi tinggi sehingga membutuhkan lebih banyak bahan baku. Indonesia saat ini sudah mengimplementasikan B35 yang merupakan BBM jenis solar dengan campuran 35% minyak sawit dan fatty acid methyl ester (FAME).

"Diperkirakan pembukaan lahan baru perkebunan kelapa sawit bisa mencapai 9,2 juta hektare untuk memenuhi kebutuuan biodiesel B50," ujar Arief dalam agenda Relawan Pengusaha Muda Nasional (Repnas) bertajuk "Energi Mandiri-Ekonomi Berdikari" di Jakarta, Senin (14/10).

Reporter: Mela Syaharani