Prabowo Ingin Bangun 3 Juta Rumah, Maruarar akan Manfaatkan Dana CSR Perusahaan
Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait mengatakan sumber dana program tiga juta rumah tidak hanya berasal dari anggaran negara. Pengusaha yang akrab dipanggil Ara ini berencana untuk memanfaatkan dana dari para pengusaha di dalam negeri.
Ara berencana memanfaatkan dana tanggung jawab sosial atau CSR perusahaan di dalam negeri. Pada tahun lalu, dana CSR yang dikucurkan Badan Usaha Milik Negara mencapai Rp 11,2 triliun.
"Saya sudah telepon teman-teman pengusaha saya yang nanti bisa bantu pendanaan program tiga juta rumah. Mungkin tanahnya dari negara dan teman-teman pengusaha bisa bantu membangun," kata Ara di kantor Kementerian PUPR, Senin (21/10).
Ara menyampaikan. program tiga juta rumah yang dikerjakan pihak swasta bukan dalam bentuk proyek. Ara menekankan pihak swasta melakukan kegiatan CSR dengan berkontribusi dalam program tiga juta rumah.
"Saya pikir, kami mesti kreatif dalam melaksanakan program tiga juta rumah, tapi haru berdasarkan hukum," ujarnya
Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri Indonesia menilai perlu ada inovasi mendasar untuk mewujudkan target pembangunan 3 juta rumah per tahun yang menjadi salah satu program presiden terpilih Prabowo Subianto.
Wakil Ketua Umum Bidang Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat, dan Infrastruktur Kadin Indonesia Insannul Kamil mengatakan, tata kelola pemerintah dalam pembangunan rumah harus berubah. Target Presiden Terpilih Prabowo lebih besar menjadi tiga kali lipat dari target Presiden Joko Widodo yang "hanya" 1 juta rumah per tahun.
"Pembentukan badan atau pemisahan divisi perumahan itu memerlukan kajian. Namun kedua pilihan tersebut past mengakselerasi pencapaian 3 juta rumah per tahun lebih cepat," ujarnya di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (7/5).
Badan Pusat Statistik (BPS) mendata data kebutuhan atau backlog rumah stabil di angka 12 juta unit sejak 2018 atau hingga 12,71 juta unit pada 2021. Angka tersebut berkurang menjadi 10,51 juta unit pada 2022.
Dengan kata lain, total rumah yang terbangun pada 2018-2021 hanya sekitar 1,66 juta unit atau 300.000 sampai 400.000 unit per tahun. Maka dari itu, Prabowo untuk menargetkan pembangunan 3 juta rumah per tahun selama kepemimpinannya patut diapresiasi.
Insannul menilai regulasi menjadi kunci keberhasilan target pembangunan rumah tersebut. Menurutnya, regulasi merupakan hambatan terbesar dari pencapaian target tersebut.
"Regulasi mengenai target 3 juta rumah per tahun ini butuh perubahan dari cara biasa ke cara yang tidak biasa, ini yang agak menjadi masalah di level birokrasi tengah ke rendah," ujarnya.