Menteri Pertanian Amran Sulaiman menargetkan status swasembada beras dapat diraih kurang dari empat tahun atau sebelum 2028. Namun, target tersebut bergantung pada perbaikan jaringan irigasi eksisting dan pembangunan jaringan irigasi tersier.
Jaringan irigasi tersier adalah jaringan yang menghubungkan jaringan irigasi primer atau sekunder dan petak-petak sawah. Adapun jaringan irigasi primer adalah saluran air dari bendungan yang melewati beberapa daerah irigasi.
"Menteri Pekerjaan Umum mengatakan siap memperbaiki semua jaringan irigasi sekunder, jaringan irigasi tersier, dan mengoptimalkan dari dari 61 bendungan ke sawah dalam dua tahun atau pada 2026. Kalau demikian, saya katakan kami siap meraih swasembada sebelum empat tahun," kata Amran di kantornya, Senin (28/10).
Amran menyampaikan, perbaikan jaringan irigasi tersebut akan dibarengi dengan pengadaan benih unggul. Menurutnya, benih tersebut akan dipasok oleh produsen benih milik negara, yakni PT Sang Hyang Seri atau SHS.
SHS memiliki kapasitas produksi sejumlah 136.000 ton benih per tahun. Sementara itu, kebutuhan benih padi per tahun mencapai 300.000 ton untuk melayani luas tanam sekitar 12 juta hektare.
Amran saat ini telah menyiapkan dua strategi produksi untuk mencapai swasembada pangan sebelum 2028, yakni intensifikasi dan ekstensifikasi. Adapun peningkatan kemampuan pengairan dan benih merupakan bagian dari strategi intensifikasi.
Ia menjelaskan, strategi intensifikasi akna fokus di Pulau Jawa lantaran mayoritas produksi beras ada di Jawadwipa. "Langkah intensifikasi lain adalah pompanisasi untuk memaksimalkan sawah tadah hujan dan distribusi alat mesin pertanian," katanya.
Amran berencana mencetak sawah baru setidaknya 350.000 hektare pada tahun depan dari target 3 juta hektare yang dicanangkan selama pemerintahan Presiden Prabowo Subian. Sebagian wilayah tersebut ada di Merauke, Papua seluas 1 juta hektare. Sementara itu, sawah seluas 500.000 hektare akan dicetak di Kalimantan Tengah.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Andi Nur Alam Syah sebelumnya menyebutkan rencana untuk mencetak 150.000 hektare sawah di Kalimantan Tengah pada tahun depan. Target ini merupakan bagian dari pengembangan tiga juta hektare sawah hingga 2029.
Nur Alam mengatakan, pencetakan sawah di Kalimantan Tengah akan memanfaatkan kawasan rawa. Namun Nur Alam tidak merinci lebih lanjut lokasi sawah di Kalimantan Tengah tersebut.
"Kami fokus memanfaatkan lahan potensial yang belum tergarap optimal, seperti rawa dan lahan suboptimal, untuk mendukung produksi pangan nasional," kata Nur Alam dalam keterangan resmi, Jumat (25/10).
Nur Alam mengatakan pencetakan sawah hingga 2029 setidaknya akan dilakukan di tiga provinsi, yakni Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, dan Sumatera Selatan. Sebab, tiga daerah tersebut dinilai memiliki akses irigasi yang memadai.