5 Investor Tertarik Kembangkan Industri Susu Segar, Ada dari Vietnam dan Brasil

ANTARA FOTO/Syaiful Arif/nz
Peternak memerah susu sapi di Desa Carangwulung, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, Rabu (20/9/2023).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing
28/10/2024, 15.02 WIB

Menteri Pertanian Amran Sulaiman mencatat ada lima investor asing yang berminat mengembangkan industri susu sapi nasional. Secara rinci, investor tersebut berasal dari Qatar, Amerika Serikat, Vietnam, dan dua dari Brasil.

Investor yang paling serius berasal dari Vietnam. Amran berencana menemui Duta Besar Vietnam untuk Indonesia akhir pekan ini untuk membahas rencana tersebut lebih lanjut.  "Mereka yang mengejar kita," katanya di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin (28/10).

Terkait potensi produksi dan nilai investasinya, ia mengatakan belum menghitungnya. "Makin banyak investasi di susu segar, makin bagus," ujarnya. Pemerintah telah menyiapkan lahan untuk sapi perah di Sulawesi Tengah, Kalimantan, dan Papua. 

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementan Moch. Arief Cahyono sebelumnya menyebut, investor asal Vietnam berencana menggunakan lahan 10 ribu hektare di Sulawesi Tengah untuk produksi susu sapi segar. Dalam hitungannya, produksi susu sapi nasional dapat bertambah menjadi 1,8 juta ton dari investasi ini. 

Badan Pusat Statistik mencatat, produksi susu sapi segar nasional pada 2020 mencapai 968.980 ton. Dengan demikian, investasi dari salah satu negara Asia Tenggara itu dapat membuat produksinya naik 85,57% dalam tiga sampai lima tahun ke depan. 

Investasi susu segar dari Vietnam dapat membuat produksi lokal memenuhi sekitar setengah dari kebutuhan nasional sejumlah 3,7 juta ton. Sejauh ini kebutuhan tersebut masih bergantung pada impor. 

Sejalan dengan rencana itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Agung Suganda berencana mendatangkan 1 juta ekor sapi perah dari luar negeri hingga 2029.

Kedatangan sapi-sapi tersebut diharapkan akan membuat volume impor susu berkurang dari 10% kebutuhan nasional. Dengan begitu, Indonesia dapat menjadi negara swasembada susu. 

Agung mengatakan, impor susu dibutuhkan untuk mendukung program Minum Susu Gratis pemerintahan Presiden Prabowo Subianto. Total peserta dalam program ini diperkirakan mencapai 82,9 juta orang pada 2029.

"Untuk tahun depan, kami masih memenuhi kebutuhan susu sapi melalui impor. Namun, kami akan mulai mengimpor sapi perah tahun depan dan akhirnya mengurangi volume susu impor," kata Agung di Gedung DPR, Jakarta, pada 6 September lalu. 

Seluruh sapi impor tersebut akan didatangkan oleh pihak swasta. Namun, proses pengirimannya masih menunggu proses revisi Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pemasukan Ternak dalam Hal Tertentu yang Berasal dari Negara Asal Pemasukan.

Mayoritas sapi perah impor saat ini berasal dari Australia. Namun, Negeri Kanguru hanya mampu mengapalkan sekitar 100 ribu ekor sapi perah per tahun ke Indonesia.

Reporter: Andi M. Arief