Neraca Produksi Defisit, Pemerintah Buka Opsi Tambah Impor Beras 1 Juta Ton

ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/agr
Pekerja menata karung beras saat proses bongkar muat beras di gudang Perum Bulog Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Rabu (23/10/2024). Badan Urusan Logistik (Bulog) melaporkan stok beras yang dimiliki hingga 18 Oktober 2024 sebanyak 1,4 juta ton yang terdiri dari stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sekitar 1,2 juta ton dan stok komersial sebanyak 268 ribu ton yang sudah tersebar diseluruh kantor wilayah Bulog seluruh Indonesia.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
29/10/2024, 14.30 WIB

Pemerintah berencana menambah kuota impor beras sebanyak 1 juta ton pada tahun ini. Hal ini seiring dengan proyeksi produksi beras yang diperkirakan defisit pada akhir tahun ini.

Kepala Badan Pangan Nasional menjelaskan, opsi penambahan impor beras  bertujuan untuk memperkuat Cadangan Beras Pemerintah atau CBP pada Januari-Februari 2025. Pada periode Desember-Februari, produksi beras umumnya lebih rendah dari kebutuhan nasional.

"Kalau BPS memproyeksikan produksi dalam negeri tetap kurang setelah segala upaya pemerintah, kita harus ada cadangan beras," kata Arief di kantor Kementerian Kehutanan, Selasa (29/10). 

BPS mendata, volume produksi beras secara agregat pada 2024 turun 2,44% secara tahunan menjadi 30,34 juta ton. Pada saat yang sama, volume konsumsi naik 1,01% secara tahunan menjadi 30,92 juta ton.

Neraca produksi beras sepanjang tahun ini diperkirakan bakal minus hingga 590.000 ton. Angka tersebut lebih rendah 222,92% dari realisasi neraca produksi pada 2023 sebanyak 480.000 ton.

Data BPS memperkirakan tren produksi beras setiap Januari-Februari lebih rendah dari konsumsi beras bulanan nasional sekitar 2,5 juta. Neraca produksi beras Januari-Februari 2023 tercatat defisit hampir 900.000 ton.

Bapanas memaparkan, total beras impor yang tiba di dalam negeri mencapai 2,93 juta ton hingga 25 September 2025. Adapun volume beras impor yang dijadwalkan pada September-Desember 2024 mencapai  1,55 juta ton. Dengan demikian, pemerintah berencana mendatangkan 4,49 juta ton beras dari luar negeri pada tahun ini, lebih besar hampir 25% dari kuota awal 3,6 juta ton

Namun, Arief menyampaikan ketersediaan beras di dalam negeri akan diutamakan berasal dari dalam negeri. "Ini saya mau rapat dengan Kementerian Pertanian dan BUMN di bidang pangan supaya kolaborasi produksi pangan terintegrasi," ujarnya.

Hingga 18 Oktober 2024, Perum Bulog mendata total stok beras yang ada di gudang mencapai 1,48 jut ton. Stok CBP mencapai 1,21 juta ton, sementara stok beras komersial Bulog sejumlah 268.812 ton.

Bulog emperkirakan stok pada akhir tahun ini hanya mencapai 1,5 juta ton akibat penyaluran bantuan pangan. Oleh karena itu, BUMN ini sempat berharap pemerintah mempercepat penugasan impor beras tahun depan.

Reporter: Andi M. Arief