Pemerintah akan Jadikan Program Hilirisasi Daya Tarik Utama Investasi Nasional

ANTARA FOTO/Andri Saputra/YU
Foto udara aktivitas pengolahan nikel (smelter) di Kawasan Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) di Desa Lelilef, kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, Minggu (7/7/2024). 
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
18/11/2024, 14.59 WIB

Kementerian Investasi memperkirakan program hilirisasi dapat menyerap investasi senilai US$ 618 miliar atau sekitar Rp 9.000 triliun dalam 15 tahun ke depan. Program ini berpotensi menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 2040.

Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal Kemenves Edy Junaedi mengatakan potensi investasi tersebut ditemukan usai pembuatan peta jalan hilirisasi. Peta jalan tersebut menunjukkan pemerintah akan melibatkan 28 komoditas dalam program hilirisasi hingga 2040.

"Paling tidak separuh dari target Rp 9.000 triliun dapat kami tuntaskan dalam lima tahun pertama atau hingga 2029," kata Edy dalam dialog Executive Meeting di Jakarta, Senin (18/11).

Edy mencatat, kontribusi program hilirisasi ke total investasi hanya sekitar 21% selama lima tahun terakhir. Menurutnya, angka tersebut dapat naik setidaknya hingga 50% dalam realisasi investasi pada 2025-2029.

Ia menghitung, kontribusi program hilirisasi hingga 2040 mencapai 70% hingga 2040. Pada saat yang sama, Edy mengakui peningkatan kontribusi program hilirisasi pada capaian investasi merupakan tantangan bagi pemerintah.

Edy mengatakan, mayoritas atau sekitar 60% program hilirisasi akan datang dari komoditas logam. Komoditas selanjutnya yang diramal akan diincar investor asing adalah transportasi, pergudangan, dan telekomunikasi.

Menteri Investasi Rosan P Roeslani sebelumnya memberikan sinyal fokus program hilirisasi hingga 2029 ada di bidang agrikultur. Beberapa komoditas yang disoroti Rosan adalah rumput laut, minyak sawit mentah, pala, karet, kelapa, dan ikan rajungan.

Rosan menyampaikan, pemerintah telah memiliki peta jalan hilirisasi strategis. Oleh karena itu, komoditas yang digarap pemerintah tidak akan terbatas pada sektor pertambangan.

"Komoditas yang akan didorong pemerintah selanjutnya dalam program hilirisasi adalah rumput laut," kata Rosan di kantornya, Selasa (15/10).

Rosan menjelaskan, industri turunan rumput laut cukup banyak, seperti makanan, kosmetika, dan agar-agar. Adapun salah satu keuntungan komparatif pengembangan rumput laut adalah panjang garis pantai nasional.

Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves Mochammad Firman Hidayat sebelumnya menjelaskan,  pasar produk hilir rumput laut akan memuncak pada 2040.

Beberapa pasar produk hilir yang diperkirakan memuncak pada 2040 adalah pupuk organik yang mencapai US$ 10 miliar dan plastik ramah lingkungan lebih dari US$ 40 miliar pada 2040.

"Jadi, efek berantai dari tahapan hilirisasi rumput laut akan sangat banyak dari sisi tenaga kerja," ujarnya.

 

 

 

Reporter: Andi M. Arief