Penjualan Mobil Listrik Global Melonjak, Paling Laris di Cina

ANTARA FOTO/Arnas Padda/Spt.
Sejumlah mobil listrik dipamerkan di Trans Studio Mal, Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (4/12/2024). Pemerintah menargetkan penjualan mobil listrik di Indonesia hingga tahun 2030 menjadi dua juta unit guna mempercepat penurunan emisi karbon serta mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
Penulis: Agustiyanti
13/12/2024, 10.59 WIB

Penjualan global mobil listrik, termasuk hibrid naik selama tujuh bulan berturut-turut pada November 2024 atau melonjak 32% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pasar mobil listrik sedang mengalami transformasi kritis karena permintaan dan produksi tambahan di Cina mengancam pasar mobil listrik di tempat lain. Eropa tengah berjuang untuk bersaing dengan biaya produksi, target emisi baru, dan meningkatnya persaingan.

Produsen mobil di Eropa dan Amerika mengatakan meningkatnya ketegangan perdagangan, aturan CO2, dan pencabutan insentif di beberapa negara memengaruhi harga dan membahayakan ribuan pekerjaan.

Menurut Data Rho Motion, penjualan global mobil listrik, termasuk hibrida naik 32,3% menjadi 1,83 juta mobil pada November. Pejualan di Cina naik 50% menjadi 1,27 juta kendaraan.

Di Amerika Serikat dan Kanada, penjualan kendaraan listrik naik 16,8% menjadi 170 ribu. Eropa mencatat penjualan sebesar 280 ribu, turun sedikit secara tahunan tetapi naik 7,7% dibandingkan Oktober.

"Cina tentu saja sejalan dengan ekspektasi," kata manajer data Rho Motion Charles Lester kepada Reuters.

Ia menjelaskan, insentif pemerintah mendorong penjualan kendaraan listrik lebih jauh. "Penetrasi telah mencapai sekitar 50% selama beberapa bulan terakhir."

Total penjualan mobil di Cina pada November naik 16,6%, pertumbuhan tertinggi sejak Januari. Adapun produsen asal Cina BYD siap melampaui target penjualan tahunan globalnya dan menyalip Ford dan Honda.