Implementasi Sistem Pembayaran Tol Tanpa Sentuh MLFF Mundur ke Kuartal I 2025

ANTARA FOTO/Muhammad Bagus Khoirunas/wsj.
Kendaraan melintas di jalan tol Merak-Jakarta di Kabupaten Serang, Banten, Selasa (15/3/2022). Kementerian PUPR melalui Badan Pengelola Jalan Tol (BPJT) menargetkan sistem pembayaran tol nontunai nirsentuh berbasis Multi Lane Free Flow (MLFF) akan diterapkan 100 persen pada tahun 2023.
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Agustiyanti
27/12/2024, 20.32 WIB

Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo memastikan, implementasi sistem pembayaran nontunai nirsentuh atau multi lane free flow atau MLFF mundur dari jadwal seharusnya pada bulan ini. Namun, teknologi tersebut ditargetkan dapat mulai digunakan di Tol Bali Mandara pada kuartal pertama tahun depan.

Dody mengaku harus memperbaiki beberapa aturan agar jalan tol di dalam negeri dapat menggunakan MLFF. Adapun Dody tidak menjelaskan lebih lanjut apakah MLFF akan digunakan secara penuh atau terbatas dengan menggunakan palang dan hanya pada satu jalur.

"MLFF tidak mungkin dilakukan pada Januari 2025. Kalau bisa diimplementasikan pada kuartal pertama 2025 bagus. Kami harus optimistis," kata Dody di kantornya, Jumat (27/12).

Dody menyampaikan, perbaikan aturan tersebut sejalan dengan rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan. Pada saat yang sama, Dody menilai perbaikan aturan negara tidak bisa dilakukan secara singkat.

Sistem MLFF membuat transaksi di gerbang tol dengan kartu uang elektronik diganti dengan aplikasi Cantas yang terhubung dengan dompet elektronik di gawai pengguna jalan tol. Sistem pemosisi global atau GPS dalam gawai pengguna jalan tol akan direkam oleh satelit dalam penentuan tarif.

Proyek MLFF dikerjakan oleh PT Roatex Indonesia Toll System atau RITS. Sistem yang ditawarkan RITS menggunakan teknologi sistem navigasi satelit global atau global navigation satellite system atau GNSS. Teknologi GNSS akan menentukan lokasi pengguna jalan tol bersamaan dengan proses map-matching di sistem utama RITS.

Pemerintah sebelumnya menargetkanm implementasi MLFF pada bulan ini. RITS menyatakan pergeseran target ke kuartal pertama tahun depan bukan disebabkan kendala pada sistem operasi, namun menunggu instruksi pemerintah.

"Semuanya kembali kepada keputusan pemerintah terkait implementasi sistem MLFF," kata Direktur RITS Renaldi Utomo di Kempinski Grand Ballroom, Jakarta, Rabu (6/11).  

Selain itu, menurut dia, RITS juga belum mendapat arahan resmi terkait rusa jalan tol mana yang akan mengimplementasikan MLFF. Kementerian Pekerjaan Umum sebelumnya menetapkan ruas tol pertama yang akan menerapkannya adalah Jalan Tol Bali Mandara.  

Pemerintah sebelumnya menargetkan, tujuh jalan tol akan memakai MLFF, yaitu Tol Bali Mandara, Tol Balikpapan-Samarinda, Tol Jakarta-Bogor-Ciawi, Tol Jakarta-Cikampek, Tol Sedyatmo, Tol Dalam Kota Jakarta, dan Tol Jakarta Outer Ring Road I.

Renaldi mengatakan perusahaan telah memasukkan data peta ruas tol di seluruh Pulau Jawa ke dalam sistem pusat MLFF. "Namun, kembali lagi, kami tinggal menunggu instruksi pemerintah," katanya.

Keputusan pemerintah juga masih belum terang terkait masa konsesi proyek. Dalam kontrak awal, RITS memiliki masa konsesi selama sembilan tahun sejak komersialisasi berjalan. Dengan kata lain, pemerintah akan mulai membayar pengembalian investasi ke perusahaan tersebut mulai tahun depan hingga 2034.  

Reporter: Andi M. Arief