Produksi Minyak Pertamina Hulu Energi Turun Tipis, Tapi Gas Naik pada 2024

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wpa.
Foto aerial Anjungan Central Plant Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) di Laut Jawa, Jawa Barat, Sabtu (17/8/2024). PHE ONWJ berhasil mencatatkan lifting minyak sebanyak 37,42 ribu barel setara minyak per hari pada Semester I 2024.
Penulis: Mela Syaharani
Editor: Agustiyanti
7/1/2025, 14.52 WIB

PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mencatat, produksi migas sepanjang 2024 sebanyak 556 ribu barel per hari (bph),  turun tipis 1,77% dibandingkan 2023 yang mencapai 566 ribu bph.  Sedangkan produksi  gas bumi naik tipis dari 2,76 miliar standar kaki kubik per hari (bscfd) menjadi 2,8 miliar bscfd. 

“Kami bersyukur dengan seluruh pencapaian tersebut. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pemangku kepentingan yang senantiasa mendukung kegiatan operasional perusahaan sehingga dapat berjalan dengan lancar,” kata Direktur Utama PHE Chalid Said Salim dalam siaran pers, dikutip Selasa (7/1).

Angka produksi 2024 ini berasal dari lima regional di wilayah kerja operasional bisnis hulu migas Pertamina. Berikut rinciannya:

  • Regional 1 Sumatra: 203 ribu bph dan  823 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd)
  • Regional 2 Jawa: 54 ribu bph dan 356 mmscfd
  • Regional 3 Kalimantan: 58 ribu bph dan 622 mmscfd
  • Regional 4 Indonesia Timur: 85 ribu bph dan 653 mmscfd
  • Regional 5 wilayah operasi luar negeri: 156 ribu bph dan 375 mmscfd

Selain produksi migas, Pertamina juga turut mencatat capaian kegiatan bor pengembangan, work over (WO) dan well intervention well services (WIWS). Berdasarkan data per akhir Desember 2024, jumlah bor pengembangan yang diselesaikan mencapai 814 sumur, meningkat dibandingkan realisasi 2023 sebanyak 801 sumur.

Jumlah sumur work over yang berhasil diselesaikan hingga akhir 2024 sebanyak 919 sumur, meningkat dibandingkan realisasi 2023 sebanyak 844 sumur. Sedangkan untuk pengerjaan well intervention well services (WIWS) hingga akhir 2024  mencapai 33.687 pekerjaan atau meningkat dibandingkan 2023 sebanyak 31.686 pekerjaan.  

PHE juga mencatatkan produksi melalui pengembangan hasil reinterpretasi subsurface baru seperti yang dilakukan di Gunung Kemala dengan rata-rata produksi awal mencapai 735 bph.

Inisiatif lainnya adalah pengembangan sumur stepout/nearfield/interfield untuk memperoleh potensi hidrokarbon di area baru. Salah satunya di Lembak-Kemang-Tapus dengan initial production di angka 1.700 bph. 

PHE juga mengimplementasikan teknologi komplesi berupa multi stage fracturing (MSF) di sumur horizontal lapangan Kotabatak yang berhasil meningkatkan produksi sumur dengan dengan initial production di 523 BOPD.

Upaya lainnya yang dilakukan perusahaan adalah mengakselerasi POP (Put on Production) sumur eksplorasi sehingga dapat langsung berkontribusi pada peningkatan produksi migas walaupun kurang dari 1 tahun sejak discovery. Akselerasi POP sumur eksplorasi antara lain telah dilakukan di East Pondok Aren, Astrea, dan Pinang East.

Selain itu, PHE mengembangkan steamflood lebih lanjut di lapangan Duri melalui proyek North Duri Development, pengembangan Low Quality Reservoir melalui kegiatan fracturing yang masif sebanyak 169 pekerjaan sepanjang 2024, dan Waterflood EOR pada struktur baru seperti Tanjung, Handil, Pager dan E-Main.

Reporter: Mela Syaharani