Di Tengah Perang Dagang, Kemendag Yakin Target Ekspor Dapat Tercapai

ANTARA FOTO/Andry Denisah/tom.
Foto udara pekerja saat melakukan aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Kendari New Port, Kendari, Sulawesi Tenggara, Rabu (9/4/2025).
Penulis: Mela Syaharani
21/4/2025, 17.26 WIB

Kementerian Perdagangan (Kemendag) yakin target ekspor tahun ini akan tetap tercapai di tengah ketegangan perdagangan internasional, setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan kebijakan tambahan tarif impor ke AS.

“Pemerintah bekerja sama dengan pelaku usaha berupaya optimis meskipun tidak mudah, di tengah situasi tensi perdagangan yang sulit dan kondisi perekonomian dunia yang relatif mendapat tekanan,” kata Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional, Djatmiko Bris Witjaksono saat media briefing di Kementerian Perdagangan, Senin (21/4).

Kemendag melalui Badan Kebijakan Perdagangan atau BKPerdag menargetkan nilai ekspor sebesar US$ 294,45 miliar dengan pertumbuhan 7,1% pada 2025. Nilai ekspor ini harus terus meningkat hingga 2029 dan mencapai US$ 405,69 miliar dengan pertumbuhan 9,64%.

“Kami akan tetap berusaha sebisa mungkin mencapai target yang sudah ditetapkan,” ujarnya.

Selain itu, katanya, hingga saat ini pemerintah tidak berusaha atau berkeinginan untuk mengubah besaran target ekspor tahun ini. Hal ini dikarenakan pemerintah masih optimis dengan adanya sejumlah perjanjian baru dengan negara lain, sehingga diharapkan target yang sudah ditetapkan bisa dicapai.

“Termasuk juga dengan perjanjian-perjanjian yang sudah kita miliki sekarang. Karena ada beberapa perjanjian yang sudah sekian tahun kita implementasikan itu juga kita coba upgrade, coba kita tingkatkan,” ucapnya.

Salah satu perjanjian yang dimaksud antara Indonesia dan Jepang dalam Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement (IJEPA). Djatmiko mengatakan perjanjian ini sudah berlangsung hampir 20 tahun. Dia menyebut protokol IJEPA telah ditandatangani pada tahun lalu dan diharapkan bisa diimplementasikan tahun ini.

“Sehingga protokol IJEPA yang didalamnya ada komponen aset pasar memperluas peluang dari beberapa produk asal Indonesia untuk masuk ke pasar Jepang, itu tentunya diharapkan juga menjadi salah satu pendorong peningkatan kinerja ekspor,” katanya.

World  Bank  dan  International  Monetary  Fund  (IMF)  memproyeksikan  pertumbuhan ekonomi  global  pada  2025  mencapai  2,7% hingga  3,2%.  Sementara, pertumbuhan ekonomi  Indonesia  mencapai  5,1% atau  meningkat  dibandingkan  dari  proyeksi  pertumbuhan 2024   sebesar   5 %.   Pertumbuhan   volume   perdagangan   barang   dan   jasa   global   juga diproyeksikan tumbuh lebih tinggi dari 2024 dan mencapai 3,4%.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Mela Syaharani