Pramono Gratiskan Sewa Kios di Blok M Hub Selama 2 Bulan, Ini Kata Pedagang
Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung meniadakan biaya sewa bagi pelaku UMKM yang pindah ke lantai bawah tanah Blok M Hub selama dua bulan. Namun, tidak semua pengusaha kecil tertarik memanfaatkan insentif tersebut lantaran lokasi dianggap kurang strategis.
Salah satu toko yang bertahan di lantai dasar adalah Love Cheese. Menurut pegawai toko, Nadira Balqis, lokasi di lantai dasar lebih menguntungkan karena lalu lintas konsumen lebih tinggi.
“Kami tidak pindah ke bawah karena di lantai dasar Blok M Hub lebih strategis. Lebih banyak lalu lintas konsumen di atas,” kata Balqis, Kamis (4/9).
Balqis mengaku telah menerima surat tagihan kenaikan biaya sewa hingga 40%. Namun, pemilik Love Cheese memilih bertahan karena kebijakan itu belum berlaku pasti.
“Kalau harga sewa betul-betul naik, kami juga akan pindah ke bawah,” ujarnya.
Menurut Balqis, mayoritas UMKM yang pindah ke lantai bawah menjual makanan berat. Kondisi ini dikhawatirkan berdampak pada penjualan cemilan di tokonya.
“Penjualan bulan depan sepertinya akan turun, karena konsumen yang membeli makan berat biasanya juga membeli cemilan di toko kami,” ucapnya.
Ia menambahkan, dalam dua pekan terakhir penjualan Love Cheese turun sekitar 10%. Namun, penurunan itu lebih dipengaruhi maraknya demonstrasi di Kota Bajaj dibanding eksodus UMKM sekitar.
Insentif Sewa Gratis
Sementara itu, pemilik Mi Chang, Andre Wardana Putra, justru memilih memanfaatkan insentif sewa gratis di lantai bawah tanah. Ia berharap pengelola Blok M Hub lebih gencar mempromosikan toko-toko di lokasi baru tersebut.
“Kami harap pengelola mempromosikan toko-toko di lantai bawah tanah Blok M Hub secara luring. Tidak semua konsumen melihat promosi daring, terutama pengunjung yang datang langsung ke lokasi,” kata Andre.
Andre menilai, tidak semua pengunjung mengetahui keberadaan lantai bawah tanah meski sudah beroperasi sekitar setahun. Ia juga menyoroti minimnya fasilitas dasar, seperti ketersediaan air bersih di area tersebut.
Meski begitu, Andre mengakui lokasi barunya memiliki sejumlah keunggulan, mulai dari ukuran toko lebih luas hingga infrastruktur yang lebih baik, termasuk atap dan pengelolaan limbah.
“Sekarang toko saya sedikit lebih besar. Namun itu jadi tantangan karena sebelumnya volume jualan kecil. Saya harus memutar otak agar bisa memanfaatkan ruang besar ini,” katanya.