Imbas BBM Langka, Shell Batasi Operasional dan Karyawan Kena Dampak

Katadata/Mela Syaharani
SPBU Shell tidak menjual BBM jenis Super, V-Poower, dan V-Power Nitro+ di Kebon Sirih, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (3/9).
16/9/2025, 14.05 WIB

Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di jaringan stasiun bahan bakar umum (SPBU) Shell Indonesia masih berlangsung. Kondisi ini turut berdampak pada operasional dan karyawan SPBU.

“Kami menyesuaikan kegiatan operasional di jaringan SPBU Shell selama produk BBM jenis bensin tidak tersedia secara lengkap, termasuk penyesuaian jam operasional dan tim yang bertugas melayani para pelanggan,” kata President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian, kepada Katadata.co.id, Selasa (16/9).

Penyesuaian tersebut meliputi perubahan jam kerja, pengurangan jumlah hari kerja, hingga merumahkan beberapa pekerja SPBU.

Ingrid menyampaikan, produk BBM jenis Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ hingga kini tidak tersedia di sejumlah SPBU Shell sampai pemberitahuan lebih lanjut.

Meski begitu, Shell tetap melayani pelanggan dengan produk BBM yang masih ada serta layanan lainnya seperti Shell Select, Shell Recharge, bengkel, dan pelumas Shell.

“Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan terkait untuk memastikan produk BBM jenis bensin dapat tersedia kembali,” ujarnya.

Solusi dengan Pertamina

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia sebelumnya meminta SPBU swasta yang kekurangan pasokan BBM segera berkolaborasi dengan Pertamina guna menjamin ketersediaan bahan bakar dan mencegah kelangkaan di masyarakat.

“Kenapa? Karena ini terkait dengan hajat hidup orang banyak. Cabang-cabang industri yang menyangkut hajat hidup orang banyak itu tetap harus dikontrol oleh negara, supaya semuanya baik,” kata Bahlil dikutip dari Antara, Selasa (16/9).

Bahlil menegaskan pemerintah telah menambah kuota impor BBM sebesar 10% tahun ini bagi SPBU swasta untuk mencegah terjadinya kelangkaan.

“Contoh, 2024 si perusahaan A mendapat 1 juta kiloliter, di 2025 kita memberikan kuota impor 1 juta kiloliter plus 10 persen, berarti 1 juta 100 kiloliter. Jadi, sangatlah tidak tepat kalau dikatakan kuota impornya tidak kita berikan,” ujarnya.

Ia menekankan kolaborasi dengan Pertamina sangat penting, karena ketersediaan BBM merupakan kebutuhan vital masyarakat dan perlu tetap dikendalikan negara. Bahlil juga menyampaikan telah memimpin rapat bersama Pertamina dan menugaskan tim khusus untuk mengawasi distribusi BBM.

Ia memastikan pemerintah terus memantau situasi di lapangan, termasuk potensi dampak terhadap tenaga kerja, agar kelangkaan di SPBU swasta bisa segera teratasi melalui koordinasi dan pasokan bersama Pertamina.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Mela Syaharani