Kemenperin Ajak 2 Produsen Mobil Listrik Cina Tambah Investasi di Indonesia

Katadata/Fauza Syahputra
Pengunjung melihat mobil Chery E5 yang dipamerkan di Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2025 di Indonesia Convention Exhibition (ICE), BSD City, Kabupaten Tangerang, Rabu (23/7/2025).
Penulis: Andi M. Arief
Editor: Sorta Tobing
14/10/2025, 15.35 WIB

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin akan menambah investasi mobil berbasis baterai listrik atau BEV dari Cina. Beberapa perusahaan yang telah melalui tahap penjajakan awal adalah Chery Automobile Co Ltd dan Xiaomi Communications Co Ltd.

Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika Kemenperin Setia Diarta mengatakan penjajakan tersebut dilakukan saat kunjungan kerja ke Cina pada pekan lalu. Chery menjadi salah satu produsen mobil listrik atau EV yang serius menambah investasinya di Indonesia. 

"Kami menemui Chery dalam rangka mendorong penambahan investasi di Indonesia. Bentuknya bisa dalam bentuk penambahan kapasitas produksi atau membagun pabrik sendiri," kata Setia di Jakarta Selatan, Selasa (14/10).

Chery merupakan salah satu entitas yang menikmati insentif pembebasan bea masuk impor utuh atau CBU EV hingga akhir tahun ini. Sebagai balasannya, perusahaan asal Negeri Panda  itu membangun lini produksi dengan mitra domestik. PT Chery Sales Indonesia telah membangun lini produksi di dalam negeri senilai Rp 250 miliar pada akhir 2023.

Di sisi lain, pemerintah telah meminta Xiaomi untuk membangun fasiltias produksi EV di dalam negeri. Xiaomi telah memproduksi dua model mobil listrik pada tahun ini, yakni Xiaomi SU7 dan Xiaomi YU7.

Setia menyampaikan Xiaomi mengaku masih akan fokus memasarkan produk EV di Cina. Perusahaan belum memiliki rencana untuk memasarkan produk EV ke pasar lain selain negara asalnya.

"Kalau produksi EV butuh tahapan dan mereka baru memiliki dua model. Namun investasi mobil listrik oleh Xiaomi masih dalam tahap penjajakan," katanya.

Total Investasi Pabrik EV di Indonesia

Kementerian Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Kewilayahan mencatat total invstasi pabrik EV telah mencapai Rp 19,9 triliun hingga akhir tahun ini. Dana segar tersebut ditanamkan oleh 18 produsen EV dengan total kapasitas produksi 374 ribu unit per tahun.

Sebelumnya, Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur Dasar Kemenko IPK Rachmat Kaimuddin mengatakan strategi pemerintah secara nasional adalah peningkatan penggunaan EV. Hal tersebut penting dalam mengurangi beban fiskal dalam subsidi bahan bakar minyak.

Kata kunci untuk mewujudkannya adalah peningkatan penggunaan EV di dalam negeri adalah produksi lokal. Rachmat menyebut volume impor EV secara utuh atau CBU melonjak selama beberapa tahun terakhir akibat insentif peniadaan bea masuk dan Pajak Pertambahan Nilai Barang Mewah (PPNBM) pada EV.

Ia memaparkan impor EV pada tahun lalu naik sekitar sembilan kali lipat dari sekitar 2 ribu unit pada 2023 menjadi lebih dari 18 ribu unit. Volume impor EV CBU akan naik lebih dari 250% menjadi 65 ribu unit pada tahun ini. Dengan demikian, total penjualan EV pada 2025 diprediksi mencapai 100 ribu unit dengan produksi lokal diperkirakan sekitar 35 ribu unit.

Pemerintah menargetkan seluruh penjualan tersebut akan pindah ke dalam negeri mulai tahun depan. Sebab, pemerintah tidak akan memperpanjang insentif impor EV CBU pada tahun depan. Dengan

Targetnya, penjualan EV yang diproduksi di dalam negeri pada tahun depan setidaknya 100 ribu unit. "Memang mobil listrik saat ini masih impor. Namun kami memberikan izin impor tersebut pada pelaku yang berjanji membangun pabrik di dalam negeri," katanya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Andi M. Arief