Siap-siap! 119 Juta Orang Indonesia akan Melakukan Perjalanan saat Libur Nataru

ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/YU
Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Kamis (26/12/22024). Kepadatan saat libur cuti bersama Natal dan tahun baru itu terjadi akibat tingginya mobilitas masyarakat untuk mengunjungi pusat perbelanjaan maupun bersilaturahmi dengan keluarga.
5/12/2025, 20.35 WIB

Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi memproyeksikan total masyarakat yang melakukan perjalanan selama Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 mencapai 119,5 juta orang. Menurutnya, separuh dari angka proyeksi tersebut atau 60,53 juta orang diprediksi memanfaatkan musim libur Nataru 2025/2026 secara penuh.

Dudy memperkirakan sebanyak 38,8 juta orang mulai melakukan perjalanan pada libur Tahun Baru 2026. Sementara itu, total perjalanan selama libur Natal 2025 diproyeksikan dilakukan 20,17 juta orang.

"Pilihan moda transportasi paling besar adalah mobil pribadi sebesar 42,78% atau digunakan oleh 51,12 juta orang. Capaian tersebut disusul sepeda motor sejumlah 18,41% dari proyeksi masyarakat yang melakukan perjalanan," kata Dudy di Jakarta Pusat, Jumat (5/12).

Dengan kata lain, total masyarakat yang menggunakan kendaraan pribadi selama Nataru 2025/2026 lebih dari 61%. Sementara itu, masyarakat yang menggunakan transportasi umum melakukan perjalanan pada Nataru 2025/2026 hanay sekitar 12%.

Sebanyak 8,17% masyarakat diprediksi menggunakan bus, mobil sewa, maupun mobil travel. Sementara itu, pengguna pesawat terbang diperkirakan mencapai 4,27 juta orang, kereta api jarak jauh sejumlah 3,94 juta orang, penumpang , penumpang kapal penyeberangan sekitar 3,75 juta orang, dan pengguna kapal laut sejumlah 2,62 juta orang.

Waspada Cuaca

Dudy menyampaikan perjalanan darat di Pulau Jawa akan menjadi salah satu perhatian utama pemerintah. Sebab, mayoritas pengguna kendaraan pribadi, khususnya sepeda motor, akan melakukan perjalanan di Jawa.

Di samping itu, Dudy mensinyalir potensi kecelakaan akan meningkat seiring memburuknya prakiraan cuaca oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika pada akhir bulan ini.

BMKG memprakirakan sebagian Banten, Jawa Barat bagian barat, Sulawesi Selatan bagian selatan, dan Papua bagian selatan mengalami curah hujan sangat tinggi atau di atas 300 milimeter per detik.

"Kami mengingatkan ke pengguna seluruh sarana transportasi dan operator transportasi untuk selalu memperhatikan kondisi cuaca selama Nataru 2025/2026," katanya.

Dudy menghitung total kendaraan yang keluar dari kawasan DKI Jakarta mencapai 2,9 juta unit selama Nataru 2025/2026. Mayoritas atau 1,3 juta kendaraan akan meninggalkan Jakarta ke arah timur menuju Jalan Tol Trans Jawa.

Sementara itu, jumlah kendaraan ke arah barat Jakarta menuju Pulau Sumatra selama Nataru 2025/2026 diprediksi mencapai 818.000 unit. Terkahir, total kendaraan ke arah selatan menuju Bogor dan Sukabumi sekitar 670.000 unit.

Karena itu, Dudy mengidentifikasi empat titik kepadatan yang akan terjadi selama Nataru 2025/2026, yakni Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi, rangkaian jalan tol di Jawa Tengah, Pelabuhan Merak, dan Pelabuhan Ketapang.

"Kami mengantisipasi lokasi yang menjadi destinasi wisata selama Nataru 2025/2026. Itu titik-titik yang kami prediksi terjadi kepadatan akhir bulan ini," ujarnya.  

Selain itu, Dudy menyatakan tingkat kunjungan di beberapa pelabuhan penyeberangan akan meningkat, seperti Sumatra Utara, Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Maluku, Papua, dan kawasan Nusa Tenggara. Sebab, Dudy berargumen provinsi tersebut akan mencatatkan perjalan tinggi selama Natal 2025.

Dudi menilai bencana banjir dan longsor di Sumatera Utara akan menekan jumlah pergerakan selama Nataru 2025/2026. Namun Dudi berencana tetap mempersiapkan strategi lonjakan perjalanan di provinsi tersebut selama Natal 2025, khususnya di kawasan Danau Toba.

Seperti diketahui, Danau Toba membentang di tujuh kabupaten, yakni Kabupaten Toba, Kabupaten Samosir, Kabupaten Simalungun, Kabupaten Karo, Kabupaten Dairi, Kabupaten Humbang Hasundutan, dan Kabupaten Tapanuli Utara.

"Kami memproyeksikan pergerakan di sekitar Danau Toba cukup tinggi selama Nataru 2025/2026. Jadi, kami tetap mengantisipasi lonjakan pergerakan di kawasan tersebut walaupun dengan segala keterbatasannya pasca bencana," ujarnya.

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Andi M. Arief