Atasi Pandemi Corona, Anggota G20 Sepakat Genjot Pasokan Alkes
Para pemimpin negara anggota G20 sepakat akan meningkatkan produksi alat kesehatan yang dibutuhkan untuk menangani pandemi corona. Upaya ini dilakukan seiring dengan meluasnya penyebaran virus Covid-19 di sejumlah negara.
"Para pemimpin sepakat memperlancar dan meningkatkan suplai alat kesehatan, di semua negara, di Italia, Eropa, Inggris, Amerika, Indonesia. Semua kekurangan alkes termasuk APD (Alat Pelindung Diri), test kit dan ventilator," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Istana Kepresidenan Bogor, Kamis malam (27/3).
(Baca: Kemendag Permudah Impor Alat Pendeteksi Corona untuk Tes Massal)
Hal tersebut dia sampaikan usai mendampingi Presiden Joko Widodo yang mengikuti KTT Luar Biasa G20 secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor.
KTT yang dimulai pukul 15.00 waktu Arab Saudi atau pukul 19.00 WIB tersebut membahas upaya negara-negara anggota G20 dalam penanganan COVID-19.
Dia juga menyatakan, IMF dan Bank Dunia akan memberikan sejumlah dukungan agar produsen alkes bisa mendapat prioritas, sehingga suplai dari alat kesehatan dari seluruh dunia bisa ditingkatkan.
"Indonesia juga punya kesempatan untuk menyuplai seperti APD dan hand sanitizer," ujarnya.
(Baca: Tangani Corona, BKPM Percepat Izin Perusahaan Alat Kesehatan)
Mantan Direktur Eksekutif Dunia mengatakan seiring meluasnya pandemi corona, pasokan alat kesehatan mengalami disrupsi sehingga mempersulit penanganan Covid-19.
Oleh karena itu, Indonesia akan mendukung langkah-langkah perusahaan yang memproduksi alat kesehatan. Pemerintah akan mengidentifikasi perusahaan serta kebutuhan bahan baku dan bagaimana mereka dapat meningkatkan produksi.
Salah satu negara yang berniat meningkatkan pasokannya yakni Tiongkok. Negara yang aktivitas ekonominya muali pulih setlah serangan wabah ini mengungkapkan akan kembali memproduksi alat-alat kesehatan.
Dengan adanya komitmen Tiongkok untuk meningkatkan kapasitas produksi alat kesehatannya, dan beberapa perusahaan Indonesia juga akan melakukan peningkatan, hal ini memungkinkan kembali terjadinya rantai pasok.
"Sedangkan untuk produk non-kesehatan, trade barrier apa, kita sudah melakukan relaksasi moneter dan fiskal. Sehingga ini diharapkan dapat menjadi momentum kerja sama perdagangan dan suplai barang-barang yang penting," ujar Sri Mulyani.
(Baca: Menristek Minta Menkes Terawan Kurangi Obat dan Alkes Impor)
Seperti diketahui, hingga saat ini jumlah kasus penyebaran corona di sleuruh dunia telah mencapai lebih dari 532 ribu kasus dan telah menyebabkan 24 ribu orang meninggal dunia.
Jumlah kematian tertinggi bahkan saat ini terjadi di Italia yaitu sebanyak 7.503 orang, disusul Spanyol 4.089 orang, China 3.287 kematian, Iran sebanyak 2.234 orang dan Prancis 1.331 orang. Saat ini sudah ada sekitar 186 negara yang mengonfirmasi kasus positif COVID-19 di negaranya.
Sementara di Indonesia, hingga Kamis (26/3), jumlah positif Covid-19 mencapai 893 kasus dengan 35 orang dinyatakan sembuh dan 78 orang meninggal dunia.