Jumlah Kematian di Italia Akibat Virus Corona Lampaui Tiongkok
Jumlah kematian di Italia akibat virus corona kini melampaui Tiongkok yang menjadi epicentrum awal wabah tersebut. Hingga Kamis (19/3), terdapat 3.405 orang meninggal dunia akibat Covid-19 di Negara Pizza itu.
Angka korban tewas tersebut lebih banyak 156 orang dibandingkan Tiongkok. Berdasarkan data Universitas John Hopkins, total korban tewas di Tiongkok mencapai 3.249 orang.
Dikutip dari CNN, Badan Perlindungan Sipil Italia mencatat total kasus bertambah 5.322 menjadi 41.033.
Angka suram tersebut muncul beberapa jam setelah Tiongkok menandai tonggak utama dalam upaya membatasi penyebaran Covid-19. Negara yang menjadi asal virus itu kini melaporkan tak ada kasus yang ditransmisikan secara lokal untuk pertama kalinya sejak wabah merebak.
Peningkatan kasus membuat Italia memberlakukan pembatasan nasional serupa dengan yang terlihat di Tiongkok, memaksa lebih dari 60 juta orang terisolasi di rumah.
Sistem kesehatan kelas dunia di Italia kini berada di tepi jurang, terutama di wilayah Utara yang menjadi pusat utama penyebaran pandemi.
Orang-orang dirawat di lapangan rumah sakit dengan dokter dan perawat terinfeksi karena kurangnya perlindungan yang memadai.
(Baca: IHSG Diramal Tutup Pekan di Zona Merah, Pantau Saham Bank dan Konsumer)
Pihak berwenang Italia kini tengah mempertimbangkan untuk memperpanjang penutupan sekolah hingga lewat dari 3 April. "Saya pikir akan diperpanjang," kata Menteri Pendidikan Lucia Azzolina.
Namun, Juru bicara Perdana Menteri Corriere della Sera mengatakan belum ada keputusan resmi yang diambil.
Para ahli medis Tiongkok yang membantu Italia menangani krisis ini mengatakan langkah-langkah yang ditempuh Lombardy-wilayah dengan kasus terbanyak- tidak cukup ketat.
"Situasinya sebenarnya mirip dengan yang kami alami dua bulan lalu di Wuhan," kata Wakil Presiden Palang Merah Tiongkok Sun Shoupeng dalam konferensi pers di Milan.
(Baca: Jack Ma Donasi 2 Juta Masker & Baju Pelindung ke 4 Negara, Termasuk RI)
Ia menjelaskan sejak satu bulan penerapan kebijakan lockdown di Wuhan, terdapat tren penurunan setelah puncak penyakit. Namun di Milan, daerah penyebaran Covid-19 yang paling parah, tidak ada isolasi yang ketat. Transportasi umum masih berfungsi dan orang-orang masih bergerak.
"Anda masih makan malam dan berpesta di hotel dan Anda tidak menggunakan masker. Kami membutuhkan setiap warga negara untuk terlibat dalam pertarungan Covid-19 dan mengikuti kebijakan ini," kata dia.
Italia diminta untuk menghentikan seluruh kegiatan ekonomi dan memangkas pergerakan orang dengan hanya tinggal di rumah.
Total kasus positif virus corona di seluruh dunia kini telah mencapai lebih dari 220 ribu. Lebih dari 10 ribu orang tewas akibat penyakit tersebut. Namun, sebanyak 87 ribu orang berhasil sembuh, mayoritas berada di Tiongkok.
Sebuah penelitian menunjukkan virus corona mampu bertahan selama beberapa jam hingga hari di beragam material. Perinciannya dapat terlihat dalam databoks di bawah ini.