Presiden Prancis Berlakukan Lockdown untuk Tekan Penyebaran Corona

ANTARA FOTO/REUTERS/Christian Hartmann
Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam pidato kebangsaan mengatakan mulai Selasa pukul 11.00 GMT, para warga wajib tinggal di rumah, kecuali untuk membeli bahan makanan, bekerja, atau memperoleh perawatan medis.
Penulis: Agustiyanti
17/3/2020, 09.48 WIB

Pemerintah Prancis memutuskan untuk membatasi pergerakan orang demi memperlambat penyebaran virus corona. Sementara para tentara akan ditugaskan untuk membantu memindhakan para pasien ke rumah sakit.

Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam pidato kebangsaan mengatakan mulai Selasa pukul 11.00 GMT, para warga wajib tinggal di rumah, kecuali untuk membeli bahan makanan, bekerja, atau memperoleh perawatan medis. Kebijakan ini akan berlaku selama dua minggu dan bakal dikenakan hukuman bagi yang melanggar.

"Saya tahu apa yang saya minta ini belum pernah terjadi sebelumnya, tetapi keadaan menuntut. Kita tidak sedang melawan tentara atau negara lain, tapi musuh ada di sana; tidak terlihat, sulit dipahami," ujar Macron dikutip dari Reuters, Selasa (17/3).

Macron mengatakan tindakan lebih keras diperlukan setelah terlalu banyak orang mengabaikan peringatan sebelumnya dan berbaur di taman, sudut jalan selama akhir pekan, mempertaruhkan kesehatan mereka sendiri dan kesejahteraan orang lain.

Covid-19 telah membunuh 148 orang dan menginfeksi lebih dari 6.600 di Prancis.

(Baca: Rupiah Melemah Tembus Rp 15 Ribu per Dolar AS Tertekan Pandemi Corona)

Sekitar 100 ribu polisi akan dikerahkan untuk melaksanakan isolasi tersebut. Pos pemeriksaan akan didirikan secara nasional dan meriksa mereka yang melakukan perjalanan, termasuk pejalan kaki.

Tentara akan membantu mengangkut orang sakit ke rumah sakit dengan kapasitas cadangan dan rumah sakit militer dengan 30 tempat tidur perawatan intensif akan didirikan di wilayah timur Alsace, salah satu lokasi infeksi terbesar.

Macron mengatakan dia menunda putaran kedua pemilihan kepala daerah pada Minggu. Hal ini lantaran satu-satunya fokus pemerintah adalah memerangi pandemi. Ia juga mengatakan ia menangguhkan agenda reformasinya yang dimulai dengan perombakan sistem pensiun.

Pemerintah Prancis bahkan mempertimbangkan untuk membuat undang-undang untuk memerangi virus corona.

(Baca: WHO Tekankan Pentingnya Tes Semua Pasien Terduga Virus Corona)

Infeksi dan kematian akibat virus corona di Prancis dan Spanyol telah melonjak dengan cepat setelah Italia.

Guna membantu bisnis, Macron juga mengatakan pemerintah akan menjamin pinjaman senilai 300 miliar euro. Rencana jaminan pinjaman akan diajukan ke parlemen dalam beberapa minggu mendatang dan akan berlaku surut, kata sumber kementerian keuangan.

Tagihan sewa dan utilitas yang terutang oleh perusahaan kecil juga akan ditangguhkan untuk membantu mereka mengatasi badai ekonomi.

"Tidak ada perusahaan Prancis, berapa pun ukurannya, akan terkena risiko kehancuran," kata Macron.