International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia memutuskan untuk menggelar pertemuan musim semi tahun ini secara virtual. Ini merupakan kali pertama kedua lembaga multilateral ini menggelar pertemuan dalam format virtual seiring penyebaran virus corona yang semakin meluas.
Saat ini hampir 91.000 kasus positif virus corona atau Covid-19 dilaporkan di seluruh dunia, dengan lebih dari 3.000 orang meninggal. Virus corona telah menginfeksi 77 negara, belum termasuk Tiongkok, dengan Argentina menjadi negara terbaru yang melaporkan kasus pertamanya.
Pertemuan musim semi IMF-Bank Dunia, yang akan digelar pada 17-19 April 2020, biasanya mendatangkan sekitar 10.000 peserta yang terdiri dari pejabat pemerintahan, pelaku bisnis, perwakilan masyarakat sipil, serta jurnalis.
“Dengan meningkatnya masalah kesehatan terkait dengan virus corona, IMF dan Bank Dunia sepakat untuk mengadaptasi Pertemuan Musim Semi 2020 ke dalam format virtual,” tulis Managing Director IMF Kristalina Georgieva dan Presiden Bank Dunia David Malpass pada sebuah pernyataan bersama, dikutip dari laman resmi IMF, Rabu (4/3).
(Baca: Wabah Virus Corona, Bank Dunia dan IMF Tawarkan Bantuan Pinjaman)
Keduanya menyatakan bahwa langkah ini merupakan upaya untuk menjamin kesehatan dan keselamatan peserta dan staf kedua lembaga dalam pertemuan yang semulanya akan digelar di kantor pusat IMF di Washington DC, Amerika Serikat (AS).
Meski demikian, seorang pejabat IMF mengungkapkan bahwa meski pertemuan akan digelar secara virtual, 24 orang anggota komite pengarah IMF masih harus bertemu secara langsung untuk merencanakan acara tersebut.
Seorang pengamat menyebutkan bahwa keputusan untuk menggelar pertemuan musim semi dalam format virtual bisa jadi bakal menjadi format pelaksanaan pertemuan berikutnya. Sebab, pelaksanaannya akan lebih hemat biaya, waktu, serta mengurangi jejak karbon kedua lembaga ini.
(Baca: Rupiah Melemah Usai IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Global)
Presiden Bank Dunia David Malpass menyatakan bahwa pertemuan yang digelar dua kali dalam setahun ini merupakan acara besar, dan tidak menutup kemungkinan untuk seterusnya digelar secara virtual.
“Kita harus lihat pengalaman dengan pertemuan virtual, dan lihat bagaimana hasilnya nanti,” ujar Malpass seperti dikutip Reuters.
Meski demikian, mantan pejabat Departemen Keuangan AS Scott Morris mengatakan pertemuan secara fisik akan memberikan negara kecil kesempatan untuk mengadakan pertemuan bilateral dengan berbagai negara lainnya. “Malpass memang telah lama mengkritik acara ini. Dia menganggap pertemuan ini buang-buang waktu,” ujarnya.
Adapun merebaknya virus corona di dunia membuat IMF menurunkan proyeksinya terhadap pertumbuhan ekonomi global tahun ini sebesar 0,1% dalam laporan World Economic Forecast terbarunya. Virus corona diperkirakan akan menghantam bisnis penerbangan, sektor manufaktur dan pariwisata seluruh dunia.
(Baca: Taksir Ekonomi di Bawah 5% Akibat Corona, Bank Dunia Beri Saran Jokowi)