Kisruh Politik Malaysia, Perdana Menteri Mahathir Mengundurkan Diri

ANTARA FOTO/REUTERS/Athit Perawongmetha
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengumumkan pengunduran dirinya, Senin (24/2).
Penulis: Hari Widowati
24/2/2020, 14.17 WIB

Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad mengumumkan pengunduran dirinya pada Senin (24/2). Pengunduran diri Mahathir ini merupakan buntut dari perseteruan panjang dengan lawan politiknya, Anwar Ibrahim.

Menurut Reuters, surat pengunduran diri Mahathir telah disampaikan kepada Raja Malaysia Yang Dipertuan Agong Abdullah, pada pukul 13.00 waktu Kuala Lumpur. Partai Mahathir, yakni Pribumi Bersatu, juga keluar dari koalisi pemerintahan, Pakatan Harapan.

Keputusan Mahathir diambil setelah Partai Pribumi Bersatu dikabarkan berencana membentuk pemerintahan baru tanpa melibatkan Anwar Ibrahim, Minggu (23/2). Hal ini membuat para pendukung Anwar Ibrahim marah dan menilai Mahathir telah ingkar janji.

Seperti dilansir Aljazeera.com, Anwar dan Mahathir bersatu dalam pemilihan umum 2018 untuk mendepak UMNO yang mendominasi koalisi Barisan Nasional dan berkuasa di Malaysia selama enam dekade. Strategi Anwar-Mahathir ini berhasil menyingkirkan Perdana Menteri Najib Razak dari kursinya.

(Baca: Jokowi - PM Mahathir Akan Bahas TKI Hingga Diskriminasi Sawit)

Setelah Mahathir kembali terpilih sebagai Perdana Menteri Malaysia, ketegangan antara keduanya kembali memanas. Mahathir menolak menetapkan waktu yang spesifik untuk mengalihkan tampuk kepemimpinan kepada Anwar Ibrahim. Menurut para pendukung Anwar, sebelumnya Mahathir berjanji untuk menjabat hanya selama dua tahun dan akan mengalihkan tampuk kepemimpinan ke tangan Anwar pada akhir Februari 2020.

Akibat perseteruan itu, kekuatan politik koalisi Pakatan Harapan melemah. Anwar juga pecah kongsi dengan salah satu rekan separtainya, yakni Menteri Urusan Ekonomi Mohamed Azmin Ali, yang bergabung dalam pertemuan Minggu malam dengan para pendukung Mahathir.

Anwar menjadi wakil Mahathir ketika Mahathir menjabat pada 1981-2003. Namun, ia dikeluarkan dari pemerintahan ketika berselisih dengan Mahathir mengenai penanganan krisis finansial melanda negeri jiran tersebut. Anwar bahkan didakwa dengan kasus sodomi yang membuatnya harus mendekam di penjara.

(Baca: RI-Malaysia Bawa Kolaborasi Anti-Diskriminasi Sawit ke Asia Tenggara)