Pasien Sembuh dari Corona Naik, Dubes Tiongkok Sebut Situasi Membaik

ANTARA FOTO/REUTERS/China Daily
Pekerja medis dengan baju pelindung merawat seorang pasien di dalam ruang isolasi Rumah Sakit Palang Merah Wuhan di Wuhan, pusat terjadinya penularan virus korona baru, di provinsi Hubei, China, Minggu (16/2/2020).
Penulis: Antara
Editor: Yuliawati
21/2/2020, 14.40 WIB

Pemerintah Tiongkok mengumumkan situasi terakhir dalam menghadapi wabah virus corona tipe baru atau COVID-19. Duta Besar China untuk ASEAN Deng Xijun menyebut wabah corona cukup menantang buat Tiongkok namun kini jumlah pasien yang sembuh semakin banyak.  

“Situasi di Tiongkok sekarang masih cukup menantang. Namun, karena Tiongkok telah melakukan langkah-langkah tegas dan ketat, situasinya semakin membaik,” kata Deng dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (21/2) dikutip dari Antara.

Hingga Jumat pagi, jumlah infeksi virus corona yang dikonfirmasi mencapai 74.000 kasus dan jumlah pasien yang dinyatakan sembuh mencapai 16.000 orang. Pada saat yang sama, jumlah korban meninggal dunia akibat virus ini meningkat menjadi 2.123 jiwa.

(Baca: Korban Meninggal Corona Naik Jadi 2.244, China Terus Lakukan Mitigasi)

Statistik tersebut, kata Deng, menunjukkan dua fenomena dalam perkembangan penanganan virus COVID-19 yang berasal dari Kota Wuhan di Provinsi Hubei, China, sejak Desember tahun lalu.

Pertama, pasien yang sembuh hampir delapan kali lebih banyak daripada jumlah kematian. Kedua, kecuali di Wuhan dan Provinsi Hubei, jumlah pasien yang sembuh dan kasus yang terkonfirmasi terus menurun selama 16 hari terakhir.

Perkembangan positif ini, Deng menjelaskan, merupakan hasil dari langkah-langkah pencegahan dan pengendalian virus COVID-19. Di antaranya pemerintah Tiongkok mendirikan dua rumah sakit khusus hanya dalam waktu 10 hari untuk menangani pasien yang terdampak paling serius.

(Baca: Dampak Corona, Pendapatan Maskapai di Asia Berpotensi Hilang Rp 381 T)

Otoritas Tiongkok juga mengalihfungsikan belasan stadion olahraga dan tempat-tempat pertemuan sebagai rumah sakit keliling untuk merawat pasien dengan gejala ringan.

Sekitar 32.000 ahli, dokter, dan petugas medis telah dikerahkan untuk memperkuat penanganan kesehatan di Provinsi Hubei.

Tiongkok juga memperketat aturan perbatasan di sejumlah kota dan menunda jadwal masuk sekolah, kantor, dan pabrik sejak libur Tahun Baru Imlek untuk mengurangi pergerakan dan kontak diantara warganya.

“Saya bisa katakan bahwa Tiongkok telah mengadopsi langkah-langkah yang sangat komprehensif dan serius, banyak diantaranya bahkan jauh melampaui apa yang disyaratkan oleh aturan kesehatan internasional,” ujar Deng.

(Baca: Kereta Cepat Terimbas Corona, Pekerja Tertahan & Material Terganggu)