WHO Siapkan Respons Penanganan Virus Corona Senilai Rp 9,22 Triliun

Adi Maulana Ibrahim|Katadata
Petugas kesehatan DKI Jakarta melakukan sosialisasi tentang virus corona serta memeriksa suhu badan menggunakan infrared thermometer di Apartemen Mediterania Garden Residences, Jakarta Barat, Kamis (6/2/2020).
Penulis: Hari Widowati
6/2/2020, 15.06 WIB

Badan Kesehatan Internasional (WHO) dan komunitas internasional meluncurkan rencana penanganan virus corona secara global senilai US$ 675 juta atau setara Rp 9,22 triliun (kurs Rp 13.655 per dolar AS). Respons ini diharapkan dapat menghambat penyebaran virus corona di Tiongkok maupun dunia dan melindungi negara-negara yang memiliki sistem kesehatan lebih lemah.

"Kekhawatiran terbesar saya adalah pada negara-negara yang tidak memiliki sistem yang mampu mendeteksi orang-orang yang telah terinfeksi virus corona," ujar Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, seperti dikutip dari siaran pers di laman WHO, Kamis (6/2).

Oleh karena itu, dibutuhkan dukungan bagi negara-negara tersebut untuk mendeteksi, mendiagnosis, dan merawat pasien yang terinfeksi virus corona untuk menghindari penularan dari manusia ke manusia dan melindungi para pekerja medis.

Dana ini akan digunakan untuk penanganan virus corona pada periode Februari hingga April 2020. Rancangan yang disebut sebagai Strategic Preparedness and Response Plan (SPRP) tersebut menjadi panduan segala aktivitas dan sumber daya yang dibutuhkan oleh organisasi kesehatan global untuk menerapkan langkah-langkah prioritas dalam penanganan virus corona di seluruh dunia.

(Baca: Sebanyak 64 Rumah Sakit BUMN Siaga Penyebaran Virus Corona)

Selain untuk membatasi penularan virus corona dari manusia ke manusia, SPRP membantu mengidentifikasi, mengisolasi, dan merawat pasien di negara-negara yang paling rentan. SPRP juga mengkomunikasikan risiko kritis, meminimalisasi dampak sosial dan ekonomi dari wabah virus corona, hingga mengurangi penyebaran virus dari binatang, dan hal-hal lain yang belum diketahui.

Rencana ini difokuskan pada dukungan operasional dan koordinasi internasional yang berlangsung dengan cepat, meningkatkan kesiapan negara-negara menghadapi virus corona, dan mengakselerasi prioritas dalam riset dan inovasi. "Efektivitas respons terhadap wabah virus corona tergantung pada langkah-langkah yang disiapkan sebelum wabah menyerang," kata Kepala Program Kesehatan Darurat WHO, Mike Ryan.

(Baca: Efektif Lawan SARS dan MERS, Uji Klinis Antivirus Corona Dimulai)

Wabah Virus Corona Berisiko Tinggi

WHO menetapkan wabah virus corona baru (2019-nCov) ini memiliki risiko sangat tinggi di Tiongkok, regional, maupun global. Langkah-langkah untuk mengantisipasi risiko ditertapkan berdasarkan faktor-faktor kemungkinan penyebaran wabah yang lebih luas, potensi dampaknya terhadap kesehatan manusia, dan berbagai level efektivitas kesiapan negara-negara di dunia.

Seperti dilansir Fortune.com, Bill & Melinda Gates Foundation turut menyumbangkan dana US$ 100 juta atau sekitar Rp 1,35 triliun untuk membantu upaya penanganan wabah virus corona di Asia dan Afrika. "Kami berharap dana ini bisa membantu mempercepat respons internasional yang berbasis ilmu pengetahuan, bukan berdasarkan rasa takut, dan dilakukan berdasarkan langkah-langkah yang ditetapkan WHO," ujar CEO Gates Foundation, Mark Suzman, dalam pernyataan tertulis. Sumbangan ini termasuk dana senilai US$ 10 juta yang diberikan yayasan tersebut untuk mengatasi penyebaran virus corona pada Januari 2020.

Hingga Kamis (6/2) pagi, jumlah korban jiwa yang disebabkan oleh wabah virus corona mencapai 563 orang, sebanyak 561 korban jiwa di Tiongkok sedangkan dua lainnya di Filipina dan Hong Kong. Jumlah kasus infeksi virus corona yang terkonfirmasi secara global mencapai 28.256 kasus.

(Baca: Virus Corona Tewaskan 563 Orang di Tiongkok, Kasus di Jepang Bertambah)