Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan temuan 17 kasus baru pneumonia akibat virus corona di Tiongkok. Mengutip AFP, jumlah pasien yang didiagnosis dengan virus baru ini sudah mencapai 218 orang.
Virus corona jenis baru ini menginfeksi orang dengan rentang usia 30-79 tahun. Pertama kali ditemukan di Wuhan, Tiongkok, anggota baru dari virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS) ini kemudian menyebar ke beberapa negara lain, seperti Singapura, Korea Selatan, Thailand dan Hongkong.
Perkembangan virus misterius ini membuat WHO menggelar rapat darurat di Jenewa. Rapat yang digelar Rabu (22/1) mendatang itu akan membahas perlu atau tidaknya status waspada secara internasional dalam kasus ini.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) menjelaskan, pneumonia adalah infeksi atau peradangan akut pada jaringan paru yang disebabkan oleh berbagai mikroorganisme, seperti bakteri, virus, parasit, jamur, bahan kimia atau kerusakan fisik paru.
Secara umum, PPDI menjelaskan, “Pneumonia dapat menyerang siapa aja, seperti anak-anak, remaja, dewasa muda dan lanjut usia, namun lebih banyak pada balita dan lanjut usia.”
(Baca: Wabah Pneumonia Misterius di Tiongkok yang Meresahkan Asia)
Pneumonia dibagi menjadi tiga yaitu community acquired pneumonia (CAP) atau pneumonia komunitas, hospital acquired pneumonia (HAP) dan ventilator associated pneumonia (VAP), dibedakan berdasarkan darimana sumber infeksinya. Di antara ketiganya, pneumonia komunitas adalah yang sering terjadi dan dapat bersifat serius bahkan kematian.
Pneumonia menyerang sekitar 450 juta orang setiap tahunnya, terutama di negara berkembang. Tahun 2010 di Indonesia pneumonia termasuk dalam 10 besar penyakit rawat inap di rumah sakit dengan crude fatality rate (CFR) atau angka kematian pada periode waktu tertentu dibagi jumlah kasus adalah 7,6%.
Pada tanggal 31 Desember 2019, di Kota Wuhan Tiongkok dilaporkan adanya kasus-kasus pneumonia berat yang belum diketahui penyebabnya. Hasil pengkajian awal menyebut etiologi kasus-kasus ini terkait dengan Severe Acute Respiratory Infection (SARS) yang disebabkan Coronavirus dan pemah menimbulkan pandemi di dunia pada tahun 2003.
Kemudian, Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID) merilis jenis Betacoronavirus yang menjadi outbreak di Wuhan, terdapat 5 genom baru, yang berbeda dengan virus corona penyebab SARS dan MERS.
Virus corona merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit ringan sampai berat, dari pilek biasa hingga penyakit yang serius seperti MERS dan SARS. Beberapa jenis virus corona diketahui menyebar melalui darah hewan.
Gejala yang muncul pada pneumonia ini diantaranya demam, lemas, batuk kering dan sesak atau kesulitan bernapas. Namun, pada orang dengan lanjut usia atau memiliki penyakit penyerta lain, gejalanya dapat lebih berat.
(Baca: Mengenal Lyme Disease, Penyakit yang Diderita Justin Bieber)
Berdasarkan data United Nations Maret 2018, ada beberapa lokasi yang menjadi tujuan Wisata bagi turis dari Wuhan, di antaranya Bangkok, Hong Kong, Tokyo, Singapura, Bali, Macau, Dubai, Sydney dan masih banyak negara lainnya. Namun, WHO belum merekomendasikan pembatasan perjalanan dan arus barang dari Tiongkok.
PDPI menyebut, ada beberapa vaksin pneumonia. Namun, belum ada yang dapat mencegah penyakit akibat virus corona jenis baru yang sedang outbreak saat ini.
Bagaimanapun, PDBI menyarankan agar masyarakat tidak panik. Beberapa hal yang dapat dilakukan adalah:
1. Masyarakat tetap waspada, terutama bila mengalami gejala demam, batuk disertai kesulitan bernafas. Segera mencari pertolongan ke RS terdekat
2. Health Advice
- Bersihkan tangan secara rutin, terutama sebelum memegang mulut, hidung dan mata; serta setelah memegang instalasi publik.
- Mencuci tangan dengan air dan sabun cair, bilas setidaknya 20 detik sebelum dikeringkan. Jika tidak ada fasilitas cuci tangan, dapat menggunakan alkohol 70-80% handrub.
- Menutup mulut dan hidung dengan tissue ketika bersin atau batuk.
- Ketika merasakan gangguan napas, gunakan masker dan berobat ke fasilitas layanan kesehatan.
3. Travel advice
- Hindari menyentuh hewan atau burung.
- Hindari kunjungan ke pasar basah, peternakan atau pasar hewan hidup.
- Hindari kontak dekat dengan pasien yang memiliki gejala infeksi saluran napas.
- Patuhi petunjuk keamanan makanan dan aturan kebersihan.
- Jika merasa kesehatan tidak nyaman ketika di daerah outbreak terutama demam atau batuk, gunakan masker dan cari layanan kesehatan.
- Setelah kembali dari daerah outbreak, konsultasi ke dokter jika terdapat gejala demam atau sakit lain. Beri tahu dokter mengenai riwayat perjalanan Anda.