Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menemukan ada lebih dari 50 kasus pneumonia (radang paru-paru) di Wuhan, Tiongkok yang diduga disebabkan oleh anggota baru dari virus penyebab Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Gejala umumnya adalah demam, batuk, dan sulit bernapas.
WHO memperkirakan penyebab wabah pneumonia di Tiongkok adalah patogen penyebab infeksi dan virus corona adalah salah satu kemungkinannya. “Informasi awal tentang kasus-kasus pneumonia di Wuhan mengarah ke virus corona sebagai patogen yang mungkin menyebabkan pneumonia ini," kata WHO, seperti dikutip The Guardian.
Wabah pneumonia pertama kali terdeteksi di Wuhan pada 12 Desember 2019. Hingga Minggu (5/1), sebanyak 59 orang dilaporkan terjangkit tersebut dan tujuh pasien dalam kondisi kritis.
WHO mencatat bahwa virus corona muncul secara berkala. Pada 2002, virus corona menyebabkan SARS dan pada 2012 menyebabkan MERS. Seperti dilansir The New York Times, otoritas kesehatan Tiongkok mengeluarkan SARS dari daftar kemungkinan jenis virus penyebab pneumonia tersebut, begitu pula dengan MERS, flu burung, atau adenovirus.
SARS merupakan penyakit pernapasan akut akibat virus yang pernah menyebabkan pandemi di seluruh Asia. Pada 2003, para pejabat Tiongkok menutupi wabah SARS selama berminggu-minggu sebelum jumlah kematian meningkat sehingga pemerintah Tiongkok harus mengungkapkan epidemi tersebut. Penyakit ini menyebar dengan cepat ke kota-kota dan negara-negara lain. Lebih dari 8.000 orang terinfeksi dan 775 meninggal dunia.
(Baca: Mengenal Kanker Getah Bening yang Diderita Ria Irawan)
Rumor Kembalinya Wabah SARS
Rumor tentang kemungkinan wabah SARS menuai perhatian yang cukup besar di jagat media sosial pada awal bulan ini. Namun, pemerintah Tiongkok menyensor tagar #WuhanSARS dan menyelidiki delapan orang di Wuhan yang diduga menyebarkan informasi menyesatkan tentang wabah tersebut di media sosial. Menurut laporan Central China Television atau CCTV, pihak berwenang mengatakan belum ada bukti nyata penularan penyakit dari manusia ke manusia, dan tidak ada petugas kesehatan yang terinfeksi.
Beberapa pasien yang terinfeksi diketahui bekerja di pasar makanan laut di Wuhan. Media lokal melaporkan pasar tersebut juga menjual hewan hidup lainnya, termasuk burung, kelinci, dan ular, yang memicu kekhawatiran bahwa virus itu mungkin telah ditularkan dari hewan ke manusia.
Menurut WHO, virus corona dapat menginfeksi manusia dan hewan. Virus corona yang menyebabkan SARS ditelusuri dari musang, hewan liar yang digemari penduduk di bagian selatan Tiongkok, tempat epidemi pertama tersebar.
(Baca: Wabah Hepatitis A di Pacitan, Waspadai Penyebab dan Penularannya)
Respons Indonesia dan Negara Asia Lainnya
Seperti dilansir CNNIndonesia.com, Kementerian Kesehatan RI menghimbau masyarakat menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyakit. Masyarakat yang mengalami gejala umum dari pneumonia seperti demam, batuk, dan sulit bernapas, diimbau segera berobat ke fasiitas layanan kesehatan terdekat untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Bandara Internasional Soekarno-Hatta juga memperketat pengawasan kedatangan penumpang asal Tiongkok. “WHO memberikan perhatian khusus karena radang paru itu mudah menular dari orang ke orang,” kata Kepala KKP Bandara Soekarno-Hatta, Anas Maruf, seperti dilansir Kompas, Selasa (7/1).
Oleh karena itu, kata Anas, balai KKP melakukan kewaspadaan di pintu-pintu masuk Indonesia. Hal tersebut tertuang dalam Surat Edaran Pencegahan dan Pengendalian Penyakit tanggal 3 Januari 2020 dengan nomor PM.04.02/III/43/2020.
(Baca: Sederet Penyakit Intai Korban Banjir, Hipotermia hingga Leptospirosis)
Di beberapa negara Asia, pemerintah setempat meningkatkan langkah-langkah pencegahan seperti memasang detektor suhu badan di bandara internasional dan mengajukan beberapa persyaratan setelah pemberitahuan wabah Wuhan. Di Hong Kong, sebanyak 38 orang ditemukan menderita demam atau gejala pernapasan setelah bepergian dari Wuhan. Sebanyak 21 orang telah dipulangkan dari rumah sakit setempat. Sejauh ini belum ada pasien yang terkait dengan kelompok pneumonia di Wuhan.
Sementara itu, di Singapura, para pelancong yang datang dari Wuhan juga diharuskan untuk menjalani pemeriksaan suhu sesuai arahan Departemen Kesehatan. Dokter memperingatkan masyarakat untuk mewaspadai kasus pneumonia di antara orang-orang yang baru saja kembali dari Wuhan.
Penulis: Destya Galuh Ramadhani (Magang)