Ketegangan AS-Iran Meningkat, Kemenlu Imbau WNI Tingkatkan Kewaspadaan

ANTARA FOTO/REUTERS/Hossein Mersadi/Fars news agency/WANA (West Asia News Agency)
Warga menghadiri prosesi pemakaman Mayor Jenderal Qassem Soleimani yang tewas dalam serangan udara di bandara Baghdad, Minggu (5/1/2020). Kemenlu mengimbau WNI yang berada di Iran mauoun Irak untuk waspada terhadap situasi keamanan di sana.
Penulis: Ekarina
8/1/2020, 13.28 WIB

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menghimbau warga negara Indonesia (WNI) yang ada di Irak dan Iran untuk meningkatkan kewaspadaan di tengah situasi  konflik Amerika Serikat (AS) dan Iran yang semakin memanas.

Kemenlu juga mengimbau WNI untuk mengikuti informasi dan imbauan otoritas setempat, terutama terkait situasi keamanan di sana. "WNI diharapkan selalu menjaga komunikasi dengan perwakilan Indonesia terdekat," tulis Kemenlu dalam situs resminya dikutip, Rabu (8/1).

(Baca: Harga Minyak Meroket setelah Iran Serang Pangkalan Militer AS)

Untuk memudahkan WNI memperoleh informasi dan bantuan, Kementerian Luar Negeri juga membangikan sejumlah nomor perwakilan RI terdekat. Nomor hotline yang dapat dihubungi:

KBRI Baghdad: +964 780 6610 920/+9647500365228

KBRI Tehran: +989120542167

KBRI Kuwait City:+965-9720 6060

KBRI Manama:+973-3879 1650

KBRI Doha:+974-33322875

KBRI Abu Dhabi:+971-566-156259

KBRI Amman: +962 7 7915 0407

KBRI Damascus: +963 954 444 810

KBRI Beirut: +961 5 924 676

KBRI Muscat: +968 9600 0210

KBRI Riyadh: +966 56 917 3990

KJRI Dubai: +971-56-3322611/+971-56-4170333

KJRI Jeddah: +966-50360 9667

"Untuk mengantisipasi kemungkinan eskalasi dan dampaknya terhadap WNI, rencana kontijensi telah disiapkan oleh Kementerian Luar Negeri bersama perwakilan-perwakilan RI di wilayah tersebut," tulis Kemenlu.

Kementerian juga mengaktifkan kembali crisis centre dengan nomor +62 812-9007-0027 untuk mengakomodir keperluan WNI.

Selain Indonesia, sejumlah negara juga meminta warganya mewaspadai dampak eskalasi konflik AS dan Iran. Filipina misalnya, yang memerintahkan warganya meninggalkan Irak untuk mengantisipasi memburuknya situasi konflik di sana.

"Level siaga di seluruh Irak telah dinaikkan ke tingkat 4 yang artinya menyerukan evakuasi wajib," kata Juru Bicara Departemen Luar Negeri Filipina, Eduardo Menez dikutip Reuters.

(Baca: Pesawat Boeing 737 Milik Ukraina Airlines Jatuh di Iran)

Departemen Luar Negeri negara itu menyebutkan, ada 1.600 warga Filipina yang bekerja di Irak. Sementara lebih dari setengahnya di wilayah Kurdistan dan sisanya di fasilitas AS atau fasilitas milik asing lainnya di Baghdad maupun perusahaan komersial di Erbil.

Konflik AS dan Iran memanas setelah Taheran melancarkan serangan rudal ke pangkalan militer udara Irak yang menampung pasukan Amerika Serikat, Rabu (7/1). Serangan dilakukan beberapa jam setelah pemakaman Petinggi Militer Iran Qasem Soleiman yang tewas dalam serangan AS di Irak pada akhir pekan lalu.

Departemen AS menyebut serangan dilakukan sekitar pukul 01.30 waktu setempat. Iran menembakkan 13 rudal ke pangkalan Al Assad dan Erbil.

"Jelas bahwa rudal ini diluncurkan dari Iran dan menargetkan setidaknya dua pangkalan militer Irak yang menampung personel militer dan koalisi AS," ujar Juru Bicara Kementerian Pertahanan AS Jonathan Hoffman dikutip dari CNN.