Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyiapkan strategi tarian Poco-poco yang siap diterapkan dalam diplomasi RI menghadapi panasnya situasi global. Esensi tarian dari Sulawesi Utara tersebut adalah kerja sama, kekompakan, dan tak bisa dipentaskan satu orang saja.
Oleh karena itu ia menilai kerja sama ini bisa mendinginkan panasnya kondisi dunia. Selain itu dengan saling berkoordinasi, setiap negara bisa mewujudkan perdamaian yang produktif.
Retno juga mengatakan dirinya kerap mengenalkan tarian Poco-poco ke berbagai pihak. bahkan ia pernah menari dengan personel TNI dan militer asing.
"Indonesia tak bisa melakukannya sendiri, harus bersama-sama," kata dia dalam Conference on Indonesia Foreign Policy (CIFP) 2019 di Kota Kasablanka, Jakarta, Sabtu (30/11).
(Baca: Hadapi Gejolak Global, BI Minta Pemerintah Gelontorkan Stimulus Fiskal)
Retno menjelaskan saat ini situasi global tengah diselimuti oleh ketidakpastian dan rivalitas. Akibatnya, seluruh potensi penurunan perekonomian global menghantui setiap negara.
Dampaknya, Bank Dunia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2019 hanya 2,6% karena melambatnya aktivitas perdagangan. Proyeksi tersebut lebih rendah dibandingkan perkiraan pada awal tahun yaitu 2,9%.
“Semua khawatir terhadap situasi ini,” ujarnya.
Namun mantan Duta Besar RI untuk Belanda itu juga menilai Indonesia memiliki peran untuk memadamkan situasi panas. Apalagi dengan ukuran ekonominya, RI berpeluang jadi pemain besar yang mampu mendorong perdamaian dunia.
“Kami terus upayakan jadikan situasi ini lebih produktif,” kata dia.
(Baca: Diskriminasi Sawit, Pemerintah Ingatkan Eropa Soal Pembelian Airbus)
Oleh karena itu, Retno meminta generasi milenial mendukung perdamaian dan kerja sama ekonomi dunia. Hal tersebut juga perlu diikuti dengan penghormatan terhadap hak asasi manusia dan kepatuhan terhadap hukum internasional.
"Lalu jangan hilangkan jiwa kompetitif, jaga keberagaman dan toleransi kita," ujar dia.