Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell menyatakan, suku bunga negatif yang diminta Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump tak sesuai dengan kondisi ekonomi negara itu. Pasar tenaga kerja AS dinilai kuat dan inflasi terjaga stabil.
"Ini merupakan pemulihan ekonomi yang sangat lambat, tetapi telah berlangsung lama," kata Powell, seperti dikutip dari Reuters, Kamis (14/11).
Keputusan The Fed bersebrangan dengan Swiss dan Jerman yang menetapkan suku bunga negatif dengan membayar melalui obligasi pemerintah.
(Baca: Trump: Tiongkok Sangat Ingin Kesepakatan Dagang, AS yang Putuskan)
"Suku bunga negatif tidak akan sesuai dengan kondisi saat ini. Ekonomi AS berada dalam posisi yang kuat, tumbuh," kata dia.
Powell menjelaskan, sektor konsumen AS masih kuat terlihat dari inflasi yang stabil. Sementara suku bunga negatif, menurut dia, ditetapkan jika pertumbuhan ekonomi sangat rendah dan mengarah turun.
Dia mengatakan tiga kali pemangkasan bunga tahun ini yang dilakukan pihaknya akan mendorong konsumsi rumah tangga dan bisnis. The Fed pun memastikan tak akan mengubah suku bunga kecuali prospek ekonomi memburuk secara signifikan.
(Baca: Pidato Trump Angkat Emas Dunia, Harga Logam Mulia Antam Naik)
"Sikap kebijakan moneter saat ini tetap sesuai dengan pandangan kami tentang pertumbuhan ekonomi moderat, pasar tenaga kerja yang kuat, dan inflasi mendekati tujuan 2% simetris kami," kata Powell.
Trump telah berkali-kali menyalahkan The Fed, termasuk dalam pidatonya baru-baru ini di Economic Club New York. The Fed dinilai membuat bunga AS lebih tinggi dibanding banyak negara lain.
Ia menyebut, bank sentral seharusnya menetapkan bunga negatif. “Ingat, AS secara aktif bersaing dengan negara-negara yang memangkas suku bunga hingga negatif," kata Trump.
The Fed telah memangkas bunga tiga kali sejak Juli menjadi kini di kisaran 1,5% hingga 1,75%. Sebelum menurunkan bunga, The Fed sejak 2005 telah menaikkan bunga acuannya hingga sembilan kali dalam rangka normalisasi kebijakan, seperti terlihat dalam grafik di bawah ini.