Transkrip Pembicaraan Dirilis, Trump dan Presiden Ukraina Disorot

ANTARA FOTO/REUTERS/Jonathan Ernst
Presiden Amerika Serikat Donald Trump
26/9/2019, 14.48 WIB

Gedung putih akhirnya merilis transkrip percakapan antara Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Transkrip tersebut membuat Trump dan Zelensky mendapat sorotan. CNN memberitakan hampir seluruh anggota parlemen AS dari kubu Demokrat telah menyatakan dukungan atas penyelidikan pemakzulan Trump.

Transkrip percakapan telepon Trump dengan Zelensky dirilis pada Rabu, 25 September 2019, waktu setempat. Percakapan telepon terjadi pada 25 Juli 2019. Dalam dokumen tersebut tertera peringatan bahwa transkrip tidak dalam format verbatim (kata per kata). Dokumen tersebut dirilis atas perintah Trump. Trump optimistis transkrip akan membuktikan bahwa tudingan yang dialamatkan kepadanya tidak benar.

Trump dituding mendesak Ukraina menginvestigasi kasus korupsi di negeri tersebut yang melibatkan Joe Biden, mantan wakil presiden AS yang berpotensi menjadi rival politiknya pada Pemilu AS 2020, serta putranya Hunter. Desakan tersebut dengan ancaman pembekuan dana bantuan kepada angkatan bersenjata Ukraina. Tudingan ini bergulir setelah adanya laporan dari whistleblower di kalangan intelijen AS soal percakapan yang tidak sesuai.

(Baca: Investor Buru Dolar AS Antisipasi Pemakzulan Trump, Harga Emas Anjlok)

Lantas, apa isi percakapan Trump dan Zelensky? Dalam percakapan telepon pada 25 Juli, Trump memberikan ucapan selamat kepada Zelensky. Setelah itu, ia meminta bantuan untuk mencari tahu mengenai apa yang terjadi di Ukraina,  membahas soal pergantian jaksa, hingga akhirnya ia secara gamblang meminta Zelensky mencari tahu mengenai kasus yang melibatkan Hunter, dan Biden.

“Ada banyak pembicaraan tentang putra Biden bahwa Biden menghentikan penuntutan dan banyak orang ingin mengetahui jadi apapun yang Anda bisa lakukan dengan Jaksa Agung akan sangat bagus. Biden membual ke sana ke mari bahwa dia menyelesaikan penuntutan jadi bila Anda bisa melihat hal itu... Itu terdengar sangat buruk bagi saya,” kata Trump, seperti dikutip dari transkrip.

Trump mengatakan akan meminta Jaksa Agung AS William Barr dan Kuasa Hukum Trump Rudy Giuliani untuk berbicara dengan Zelensky “untuk mencapai ke dasar”.

Sepanjang percakapan, Zelensky berulang kali menyampaikan dukungannya. Ia menyatakan bahwa pihaknya adalah teman yang menginginkan kerja sama yang lebih erat dengan AS, ia akan memastikan jaksa-jaksa penuntut umum adalah orang-orangnya, perubahan duta besar, dan menggaransi bahwa terkait investigasi akan dilakukan secara terbuka maupun diam-diam.

Setelah Trump secara gamblang menyebut kasus “Biden”, Zelensky mengatakan akan melakukan investigasi karena ini merupakan bagian dari upaya untuk mengembalikan kejujuran. Ia pun meminta Trump menyampaikan bila ada tambahan informasi guna membantu investigasi.

Isi transkrip ini mengonfirmasi bahwa Trump memang meminta bantuan untuk menginvestigasi kasus korupsi di Ukraina yang dikabarkan sudah selesai, yang menyangkut Biden dan putranya. Meskipun, dalam transkrip yang dirilis, tidak ada pembicaraan soal akan menahan dana bantuan militer untuk Ukrania sebagaimana dituduhkan.

Meski begitu, permintaan Trump ini tetap menuai kontroversi.CNN memberitakan hampir seluruh anggota parlemen dari kubu Demokrat menyetujui penyelidikan pemakzulan. Meskipun, ini tidak menggaransi mereka akan menyatakan Trump bersalah dalam voting setelah penyelidikan pemakzulan selesai dilakukan komite kongres. Adapun parlemen AS dikuasai kubu Demokrat.

(Baca: Upaya Pemakzulan Presiden Trump Dimulai, Parlemen AS Gelar Investigasi)

Juru Bicara Parlemen AS, politisi senior Demokrat Nancy Pelosi yang sehari sebelumnya mengumumkan penyelidikan pemakzulan Trump sempat dimintai komentar setelah dirilisnya transkrip. Ia menyampaikan kecaman atas tindakan Trump, meskipun mengaku belum membaca transkrip.

“Presiden Amerika Serikat telah meminta pemerintah negara lain untuk membantunya dalam kampanye politiknya, dengan harga keamanan nasional kita, dan meremehkan integritas dari Pemilu, itu tidak bisa didiamkan, dia harus menjalankan tugas secara akuntabel, tidak ada yang di atas hukum,” kata dia dalam video wawancara yang dirilis CNN.

Dalam konferensi pers, Trump menyatakan dirinya mendukung transparansi, sehingga ingin merilis pembicaraan telepon pertamanya dengan Presiden Ukraina, yang dilakukan pada April 2017, setelah dirinya menjabat presiden. Di sisi lain, ia menagih transparansi dari kubu Demokrat dan Biden yang disebutnya datang ke Ukraina dan mengancam Presiden yang baru terpilih untuk melakukan apa yang diinginkan mereka, di bawah ancaman politik.

Trump menyatakan dirinya tidak mengancam siapapun, senada dengan pernyataan Zelensky bahwa ia tidak merasa ditekan dalam percakapan dengan Trump. “Saya pikir Anda (wartawan) telah membaca segalanya, saya pikir Anda sudah membaca teksnya, saya minta maaf, tapi saya tidak ingin terlibat dengan Pemilu AS yang terbuka dan demokratis. Kami melakukan percakapan telepon yang baik. Saya rasa itu normal,” kata Zelensky seperti dikutip CBS.

Adapun Zelensky sempat mengutarakan bahwa dirinya tak menyangka transkrip yang dirilis Gedung Putih memuat pernyataan dari sisinya.