Tiongkok memangkas suku bunga dasar pinjaman (Loan Prime Rate/LPR) jangka waktu satu tahun pada Jumat (20/9) sebesar 5 bps menjadi 4,2%. Ini merupakan penurunan bunga kedua yang dilakukan Tiongkok setelah penyesuaian pada bulan lalu.
Penurunan bunga ini dilakukan setelah Bank Tiongkok menurunkan persyaratan cadangan yang wajib dipenuhi perbankan. Kebijakan ini juga diambil usai Bank Sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve memangkas suku bunga acuannya sebesar 25 bps.
Meski LPR untuk jangka waktu satu tahun turun, LPR untuk jangka waktu lima tahun tetap sebesar 4,85%.
(Baca: Tiga Kali Pangkas Bunga Acuan, BI Masih Buka Ruang Penurunan)
LPR yang awalnya diperkenalkan PBOC pada Oktober 2013 adalah suku bunga yang dibebankan bank komersial kepada klien terbaik mereka. Bulan lalu, Bank Sentral menjadikan suku bunga tersebut tolak ukur pemberian pinjaman bagi bank-bank ketika menetapkan suku bunga kredit rumah tangga maupun korporasi, alih-alih suku bunga rata-rata pinjaman satu tahun yang dipatok bank sentral sebelumnya.
Penggunaan LPR sebagai tingkat bunga referensi pinjaman dimaksudkan untuk lebih mencerminkan permintaan pasar akan dana daripada tolak ukur yang ditetapkan PBOC.
(Baca: Hari Pertama Penerapan, Tiongkok Patok Bunga Acuan Baru Lebih Rendah)
Pada hari pertama penerapan suku bunga tersebut bulan lalu, Bank Sentral Tiongkok langsung memangkas LPR dari 4,31% menjadi 4,25%.
Pelonggaran kebijakan moneter gencar dilakukan Bank Sentral Tiongkok guna mendorong perekonomian yang tengah lesu akibat perang dagang dengan Amerika Serikat (AS). Pada kuartal II 2019, pertumbuhan ekonomi Tiongkok hanya mencapai 6,2%, terendah dalam 27 tahun terakhir.