Ping An, Raksasa Asuransi Tiongkok Calon Penasihat BPJS Kesehatan

123RF.com/Piotr Trojanowski
Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut B Pandjaitan mengatakan, Ping An Insurance akan membantu BPJS Kesehatan menyelesaikan masalah defisit anggarannya.
Penulis: Hari Widowati
26/8/2019, 16.08 WIB

Masalah defisit yang membelit Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan menjadi perhatian pemerintah. Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan, ada satu perusahaan asuransi asal Tiongkok yang berniat membantu BPJS Kesehatan, yakni Ping An Insurance.

Peran Ping An baru sebatas memberi saran dan bantuan teknis di bidang teknologi informasi bagi BPJS Kesehatan agar lembaga tersebut bisa lebih efisien dan dapat mengatasi masalah defisitnya. Siapakah sebenarnya Ping An Insurance? Ping An merupakan perusahaan asuransi terbesar di Tiongkok berdasarkan kapitalisasi pasar.

Perusahaan yang berkantor pusat di Shenzhen, Tiongkok ini didirikan pada 21 Maret 1988. Ping An Insurance Group Company of China Ltd menjadi perusahaan asuransi pertama di Tiongkok yang mengadopsi sistem perusahaan induk. Anak-anak usahanya bergerak di berbagai sektor jasa keuangan, mulai dari asuransi, perbankan, teknologi finansial (fintech), perusahaan sekuritas, dan pengelola reksa dana.

(Baca: Luhut: Perusahaan Tiongkok Ingin Bantu Benahi BPJS Kesehatan )

Ping An tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Hong Kong dan Bursa Shanghai. Internet dan digitalisasi bisnis merupakan pendorong utama pertumbuhan bisnis Ping An. Hingga Juni 2017, perusahaan memiliki 403 juta nasabah daring (online).

Majalah Forbes menempatkan Ping An di peringkat ke-7 dalam daftar perusahaan publik terbesar dunia, yakni Global 2000 tahun 2019. Pangsa pasar Ping An mencapai US$ 220,2 miliar dan pendapatan sebesar US$ 151,8 miliar pada 2018. Adapun aset perusahaan asuransi raksasa tersebut mencapai US$ 1.038,3 miliar.

(Baca: Defisit Keuangan BPJS Kesehatan Berpotensi Tembus Rp 28,5 Triliun)

Beroperasi di Indonesia Lewat Fintech OneConnect

Di Indonesia, Ping An beroperasi di sektor teknologi finansial (fintech) melalui anak usahanya, PT OneConnect Financial Technology Indonesia. Ping An menyiapkan modal US$ 10 juta atau sekitar Rp 140 miliar bagi anak usaha yang diluncurkan pada Februari 2019 tersebut.

OneConnect menawarkan teknologi di bidang kecerdasan buatan (artificial intelligence), blockchain, platform cloud, dan identifikasi biometrik untuk perusahaan kecil dan menengah. OneConnect memiliki teknologi pengenalan wajah (facial recognition) dengan tingkat akurasi 99,8%. Teknologi ini digunakan untuk verifikasi identitas pelanggan secara akurat dan aman.

(Baca: Luhut: Bantuan Perusahaan Tiongkok untuk BPJS Kesehatan Sebatas Saran)

Direktur Utama PT OneConnect Financial Technology Indonesia, Hendra Tan, mengatakan teknologi tersebut dapat meningkatkan efisiensi, mengontrol risiko, dan mengurangi biaya finansial masyarakat Indonesia. OneConnect menggandeng Asosiasi Pengelola Pasar Indonesia (ASPARINDO) untuk membantu para pedagang pasar tradisional bertransformasi ke pasar digital.

Tahun lalu, Ping An berminat mengakuisisi unit usaha Prudential Plc di Asia untuk masuk ke pasar asuransi Singapura dan Indonesia. Ping An berniat menjadikan unit usaha tersebut pesaing bagi perusahaan asuransi global lainnya, seperti AIA Group dan Manulife Financial Corp.

Analis Bloomberg Intelligence di Hong Kong Steven Lam, menilai rencana ekspansi dan keunggulan teknologi yang dimiliki Ping An bisa membuatnya menjadi pemimpin pasar asuransi Asia Tenggara. Sayangnya, hasrat ini kandas ketika CEO Prudential Mike Wells menyatakan perusahaan tidak berminat menjual unit usahanya di Asia.

(Baca: Sri Mulyani Beberkan Empat Penyebab Defisit BPJS Keuangan)