Pesan Sri Mulyani kepada Presiden Baru Bank Dunia

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Sri Mulyani menilai Bank Dunia harus memiliki keunggulan kompetitif dibanding lembaga lain.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
12/4/2019, 12.44 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan tiga langkah prioritas yang perlu dijalankan oleh Presiden Grup Bank Dunia (World Bank Group) David Malpass yang baru terpilih. Menurut Sri, Malpass selalu meningkatkan pengetahuannya tentang Bank Dunia.

“Beliau terlibat dalam kenaikan modal Bank Dunia pada 1980 dan pengetahuannya harus ditingkatkan. Bank Dunia telah banyak berubah dalam proses bisnis dan berbagai hal,” kata Sri Mulyani seperti yang dikutip dari siaran pers, Jumat (12/4).

(Baca: Sri Mulyani Bertemu Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral ASEAN)

Sri Mulyani menyampaikan pesan tersebut dalam Joint Seminar Bretton Woods Committee and Center for Global Development. Seminar ini merupakan bagian dari rangkaian Spring Meetings Dana Moneter Internasional (IMF)–Bank Dunia 2019.

Manatan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu menambahkan, telah terjadi banyak perubahan dalam organisasi dan proses bisnis sejak kepemimpinan Robert Zoellick. Sebab, Bank Dunia telah melakukan reformasi sehingga lebih gesit dan responsif dalam menjawab isu korupsi dan demokratisasi data.

Kedua, Sri Mulyani berharap Malpass peduli pada isu spesifik sebagaimana presiden sebelumnya. Ia pun menyakini, Malpass yang juga seorang ekonom, akan memiliki perhatian pada isu setiap negara. Perhatian tersebut juga termasuk negara kecil, negara miskin, fragile, dan negara kepulauan.

“Juga perlu memastikan operasi Bank Dunia ke sebuah negara atau bagaimana janji Bank Dunia kepada negara terkait peningkatan modal kepada semua negara,” katanya.

(Baca: Terjebak di 5%, Target Pertumbuhan Ekonomi Sulit Tercapai)

Kemudian, Sri Mulyani mengatakan kebijakan yang akan ditunggu ialah penanganan negara berpendapatan menengah, khususnya Tiongkok.

Ketiga, pada masa kepemimpinan Zoellick, ada isu spesifik yang menjadi perhatian yaitu korupsi dan transparansi data. Sedangkan pada masa Jim Kim, perhatian tertuju pada isu sumber daya manusia dan perubahan iklim.

Namun pada era Malpass, Sri Mulyani memperkirakan isu yang menjadi perhatian ialah koefisien gini, ketidaksetaraan, dan kebijakan untuk mengembangkan negara secara optimal dengan intervensi minimal.

(Baca: Perkuat SDGs, Menkeu Gandeng PT SMI dan Bloomberg Philanthropies)

Beberapa hal tersebut, menurut Sri Mulyani perlu diputuskan oleh Malpass. Sebab, keputusan akan membawa pengaruh besar bukan hanya kepada staf Bank Dunia, tetapi juga kepada seluruh pemangku kepentingan.

Selain itu, Bank Dunia harus memiliki keunggulan kompetitif dibanding lembaga lain. Artinya, Bank Dunia perlu memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih dalam menangani klien.

Sri Mulyani juga berpesan tiga hal utama yang perlu dijaga oleh Bank Dunia, yaitu tata kelola, model bisnis, dan sumber daya. Tanpa ketiga hal tersebut, Bank Dunia dinilai akan sulit mencapai tujuannya.

(Baca: Sri Mulyani Dinobatkan Menkeu Terbaik se-Asia Pasifik Ketiga Kali)