Usulan Bank Dunia Dipimpin Non-Amerika, Nama Sri Mulyani Disebut

Ajeng Dinar Ulfiana | KATADATA
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
11/1/2019, 12.57 WIB

Dalam kurun waktu kurang dari sebulan, Jim Yong Kim bakal melepas kursi pimpinan Bank Dunia (World Bank). Sejak awal berdirinya lembaga internasional tersebut, kursi pimpinan selalu diisi orang berkewarganegaraan Amerika Serikat (AS) – Kim merupakan warga negara AS kelahiran Korea Selatan. Namun, Mark Sobel, pimpinan lembaga think tank The Official Monetary and Financial Institutions Forum (OMFIF) AS, menilai “tradisi” tersebut sudah waktunya berubah.

Sobel menyampaikan pendapat tersebut dalam tulisan opininya di website OMFIF, Rabu (9/1). Ia menjelaskan, kepemimpinan orang AS di Bank Dunia dan orang Eropa di Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF) yang berlangsung sejak kedua lembaga berdiri -- pasca perang dunia II -- sebagai kesepakatan yang logis pada dekade-dekade pasca perang. Sebab, negara ekonomi maju memang mendominasi ekonomi global.

Namun, ia menilai kesepakatan ini sudah waktunya dievaluasi. Apalagi, penyokong ekonomi global sudah lebih tersebar, dengan penurunan pada porsi negara ekonomi maju. Bank Dunia dan IMF juga  telah menjadi lebih universal setelah kejatuhan Uni Soviet dan seiring peningkatan ekonomi Tiongkok. “Ini adalah waktunya untuk perubahan,” kata dia.

(Baca: Presiden Bank Dunia Mundur, Ini Tanggapan Sri Mulyani)

Menurut dia, bila negara-negara ekonomi berkembang (emerging market dan developing countries) serius berharap adanya perubahan, maka mereka harus segera mencari kandidat yang kuat, kredibel, dan dihormati. “Termasuk, misalnya, Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani Indrawati (mantan Managing Director Bank Dunia), atau mantan Menteri Keuangan Nigeria Ngozi Okonjo-Iweala (juga mantan Managing Director Bank Dunia),” kata dia.

Peluang kepemimpinan oleh warga negara lain semestinya sudah terbuka. Ia pun mengutip pernyataan dari pertemuan pemimpin G20 di London, April 2009: “Kami sepakat jabatan pimpinan dan pemimpin senior lembaga keuangan internasional semestinya ditunjuk melalui proses seleksi yang terbuka, transparan dan berbasis kualitas.” Namun, duopoli di Bank Dunia dan IMF – dinilainya belum pernah secara efektif ditantang.

(Baca: Para Menteri Tanggapi Kritik Pedas Bank Dunia Soal Infrastruktur)

Ketika Dominique Strauss-Kahn dipaksa mundur dari jabatan Managing Director IMF, Prancis langsung menominasikan Christine Lagarde – yang kemudian menjadi Menteri Keuangan Prancis -- dan mengamankan kepemimpinan oleh orang Eropa. Beberapa bulan kemudian kursi pimpinan Bank Dunia kosong, tapi juga sudah bisa dipastikan akan kembali diisi orang Amerika, meskipun ada dua kandidat non-Amerika yaitu mantan Menteri Keuangan Nigeria Okonjo-Iweala and mantan Menteri Keuangan Kolombia José Antonio Ocampo.

Ia menilai terpilihnya pemimpin dengan kewarganegaraan berbeda akan meningkatkan posisi global (global standing) Bank Dunia dan IMF. Selain itu, akan membantu melawan kecenderungan ke arah regionalisme, ketika pinjaman resmi Tiongkok menantang skala dan standar dari pinjaman multilateral – membuat keberlanjutan utang di banyak negara melemah.

Kepemimpinan yang kuat dan efektif di Bank Dunia, tak peduli siapapun pemimpinnya, diyakininya akan tetap melayani kepentingan-kepentingan AS dan Eropa. “Menurut pengalaman saya menjadi jajaran pimpinan IMF, kemampuan jajaran pimpinan untuk bekerja secara baik dengan manajemen dan staf senior secara umum, tidak ada kaitannya dengan kewarganegaraan seseorang,” kata dia.