Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan 20 pemimpin negara anggota Asosiasi Negara Lingkar Samudera Hindia (IORA) menandatangani Jakarta Concord dan IORA Action Plan 2017-2021. Kedua dokumen ini merupakan bentuk komitmen mewujudkan kawasan yang aman sebagai prasyarat kerjasama berbagai bidang di kawasan lingkar Samudera Hindia.
“Satu hal yang jadi keinginan bersama, menciptakan Samudera Hindia menjadi kawasan yang aman dan damai,” kata Presiden dalam konferensi pers penutupan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) IORA di Jakarta, Selasa (7/3).
Jakarta Concord dan IORA Action Plan 2017-2021 meliputi sembilan komitmen. Kesembilan komitmen itu mencakup: keamanan maritim, meningkatkan perdagangan dan investasi, pengelolaan laut berkelanjutan, kerjasama dalam mitigasi bencana alam, kerjasama ilmu pengetahuan dan teknologi, pertukaran budaya dan pariwisata, memajukan blue economy, pemberdayaan ekonomi perempuan, dan peningkatan hubungan kelembagaan.
(Baca juga: Di KTT IORA, Jokowi Serukan Internasionalisme Bung Karno)
Jokowi mengatakan, penyelenggaraan KTT IORA sebagai langkah strategis dan progresif untuk mendorong percepatan kerjasama intra IORA. Tujuannya, agar dapat menghadapi tantangan global masa kini dan masa depan yang timbul di kawasan Lingkar Samudera Hindia.
Para pemimpin negara anggota IORA berkomitmen untuk menegakan hukum internasional, termasuk UNCLOS 1982 (United Nations Convention on the Law of the Sea of 10 December 1982) sebagai konstitusi dunia di sektor maritim. Kepatuhan terhadap hukum internasional merupakan jaminan untuk menciptakan kondisi samudera yang aman.
Pada kesempatan yang sama, Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull mengatakan, sangat mendukung komitmen IORA untuk mencegah dan mengatasi terorisme dan ekstrimisme. “Saya mengapresiasi langkah persuasif Presiden Jokowi untuk mewujudkan deklarasi ini,” ujarnya.
(Baca juga: Indonesia Tawarkan Investasi di Lima Sektor Industri ke IORA)
Sementara Presiden Afrika Selatan Jacob Zuma yang terpilih sebagai ketua IORA mulai tahun depan, mengatakan Afrika Selatan menyambut baik business summit yang diselenggarakan dalam KTT IORA kali ini.
Dukungan dan keterlibatan dari kamar dagang di 21 negara anggota IORA dinilainya penting dalam mendorong kerjasama intra IORA yang lebih kuat di masa yang akan datang. “Kita berusaha keras melanjutkan hasil-hasil yang dicapai Indonesia, Australia, dan india sebagai ketua IORA sebelumnya,” katanya.
Terkait kerjasama keamanan maritime, Negara-negara anggota IORA akan segera membentuk kelompok kerja khusus. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kerjasama dengan Agensi-agensi PBB untuk atasi tantangan keamanan, mendorong negara anggota untuk menandatangani nota kesepahaman terkait pembentukan Institut Maritim Malaysia sebagai pusat kajian dan koordinasi keamanan maritim IORA.
(Baca juga: Pemerintah Ingin Tinjau Ulang Kerja Sama Indonesia – Jepang)
Adapun, terkait perdagangan dan investasi dalam jangka pendek IORA akan mengorganisir dukungan teknis dengan fokus pada fasilitasi dan pengurangan hambatan perdagangan. Selain itu, IORA akan IORA Trade Repository untuk menyediakan informasi yang diperlukan guna meningkatkan perdagangan secara online.