Pandemi Corona, The Fed Keluarkan Kebijakan ala Krisis Keuangan 2008

KATADATA/ Arief Kamaludin
Ilustrasi. Bank Sentral AS mengeluarkan kebijakan untuk membeli surat utang jangka pendek atau commercial paper yang diterbitkan perusahaan, serupa kebijakan saat krisis keuangan 2008.
Penulis: Agustiyanti
18/3/2020, 08.42 WIB

Bank Sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve meluncurkan kembali kebijakan pembelian utang jangka pendek era krisis keuangan 2008. Kebijakan tersebut dilakukan untuk membantu perusahaan dapat membayar pekerja dan membeli pasokan guna melalui dampak pandemi virus corona.

Fasilitas pendanaan commercial paper merupakan salah satu langkah bank sentral untuk mencoba melawan dampak ekonomi yang merugikan akibat pademi virus corona dan gejolak di pasar global, dengan memompa uang ke ekonomi riil.

Commercial paper merupakan pendanaan jangka pendek tanpa jaminan atau surat sanggup bayar yang dibuat perusahaan untuk memenuhi kebutuhan dana kurang dari setahun. Pasar keuangan saat ini berada dalam tekanan seiring meningkatnya kekhawatiran bahwa perusahaan-perusahaan akan mengalami gangguan bisnis.

(Baca: Warga AS Bakal Dapat Bantuan Rp 15 Juta untuk Hadapi Pandemi Corona)

Kebijakan pendanaan melalui surat sanggup bayar tersebut dipandang investor sebagai alat yang penting bagi The Fed untuk memberikan pinjaman langsung kepada pengusaha kecil yang mempekerjakan lebih dari separuh tenaga kerja AS.

"Dengan memastikan kelancaran fungsi pasar ini, khususnya di saat-saat sulit, The Federal Reserve memberikan kredit untuk mendukung keluarga, bisnis, dan pekerjaan di seluruh ekonomi," kata The Fed dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Reuters, Rabu (18/3).

Program pendanaan commercial paper dikeluarkan The Fed pertama kali pada musim gugur 2008, saat puncak krisis keuangan dan ditutup pada 2010. The Federal Reserve New York kini telah menyediakan dana khusus untuk membeli surat utang tersebut dari penerbit dengan bunga yang kecil.

(Baca: Stimulus Tangkal Pandemi Corona, The Fed Pangkas Bunga Mendekati 0%)

The Fed sebelumnya telah memangkas suku bunga mendekati nol dan meluncurkan program pelonggaran kuantitatif US$ 700 miliar pada Minggu (15/3) dalam upaya untuk merangsang ekonomi AS dan memastikan likuiditas di pasar keuangan.

Namun, beberapa anggota Komite Penasihat Peminjaman Treasury yang memberi nasihat kepada pemerintah AS tentang kekuatan ekonomi, mendorong gubernur Fed untuk langkah-langkah yang lebih bertarget untuk mendukung perusahaan-perusahaan kecil.

Pemerintahan Presiden Donald Trump saat ini juga tengah mengajukan proposal stimulus fiskal mencapai US$ 1 triliun guna menangkal dampak virus corona. Stimulus tersebut mencakup bantuan tunai sebesar US$ 1.000 untuk warga AS dan bailout kepada maskapai penerbangan dan hotel.

Adapun bursa saham Amerika Serikat pada perdagangan Selasa (18/3) ditutup melesat setelah rontok 12% pada hari sebelumnya dan mencatatkan perdagangan terburuk sejak 1987. S&P 500 naik 6%, Dow Jones 5,3%, dan Nasdaq 6,23%.