Pandemi corona terus meluas ke sejumlah negara dan menginfeksi jutaan orang di seluruh dunia. Amerika Serikat (AS) lantas menuding Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) gagal menemukan data dan informasi seputar wabah Covid-19 sehingga menjadikan virus lepas kendali dan menyebabkan banyak korban di seluruh dunia.
"Ada kegagalan dari organisasi ini dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan dunia," kata sekretaris kesehatan AS Alex Azar, Senin (18/5) dikutip dari BBC.
Pernyataan itu dia sampaikan dalam pidatonya di Majelis Kesehatan Dunia PBB yang diikuti oleh 194 negara.
(Baca: Dibekukan Sejak Bulan Lalu, Trump Buka Opsi Cairkan Dana Untuk WHO)
Sementara dalam pernyataan lainnya seperti yang dilansir dari kantor berita Anadolu Agency, Azar mengatakan AS meluncurkan uji coba vaksin manusia pertama di dunia dan melaporkan hasil positif pertama dari uji klinis terapeutik.
"Keberhasilan ini dan cara transparan yang kami bagikan akan bermanfaat bagi seluruh dunia," katanya.
Oleh karena itu, dia menyebut operasi WHO harus transparan dan AS mendukung tinjauan independen dari atas respons badan ini terhadap pandemi.
Azar juga mengungkapkan, di tengah upaya menutupi wabah ini, ada satu negara anggota mempermainkan kewajiban transparansi mereka dengan dampak luar biasa bagi seluruh dunia.
"Kami melihat bahwa WHO gagal dalam misi intinya berbagi informasi dan transparansi ketika negara-negara anggota tidak memiliki itikad baik. Ini tidak akan pernah terjadi lagi," ujar kepala kesehatan AS ini.
Azar mengatakan bahwa WHO harus berubah dan menjadi jauh lebih transparan dan bertanggung jawab.
(Baca: Kerap Bersitegang dengan Trump Soal Virus Corona, Siapa Anthony Fauci?)
Pada 15 April lalu, Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat menghentikan pendanaan untuk WHO dan menuduh badan ini bersikap Tiongkok-sentris.
Sekretaris kesehatan AS pun mengusulkan agar Taiwan ikut dilibatkan dan berpartisipasi sebagai pengamat dalam Majelis Kesehatan Dunia. Tujuannya agar bisa memberi perspektif yang bermanfaat mengenai respons efektif dan dapat dicontoh.
"WHO melarang Taiwan berpartisipasi pada 2016 hanya beberapa bulan setelah pemilihan bebas dan adil. Kesehatan 23 juta orang Taiwan tidak boleh dikorbankan untuk mengirim pesan politik," kata Azar.
Langkah ini kemungkinan akan ditentang oleh Tiongkok, yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari provinsinya, meskipun klaim ini tidak diakui oleh negara itu.
Taiwan merupakan negara demokrasi penuh yang dapat mengubah pemerintah melalui hak pilih universal dan dinilai berhasil melawan virus corona baru. Meski demikian, Taiwan bukan anggota PBB.
Kasus Covid-19 terus bertambah di seluruh dunia. Berdasarkan data worldometers , jumlah kasus corona secara global telah mencapai 4,8 juta orang dan telah menyebabkan 319 ribu orang meninggal dunia.
AS masih menempati posisi puncak negara dengan jumlah kasus terbanyak di seluruh dunia dengan 1,55 kasus, diikuti Rusia dengan 290 ribu kasus dan Spanyol 278 kasus corona.