Reporter CNN Ditangkap saat Liputan Demonstrasi Kematian George Floyd
Polisi negara bagian Minnesota, Amerika Serikat, menangkap seorang reporter dan tim produksi CNN saat sedang membuat liputan langsung (live report) demonstrasi akibat kematian George Floyd. Penangkapan tersebut terlihat jelas dalam siaran langsung CNN, di antaranya saat koresponden CNN, Omar Jimenez, diborgol dan dibawa polisi.
"Seorang reporter CNN dan tim produksinya ditangkap pagi ini (waktu setempat) di Minneapolis saat melakukan pekerjaan jurnalistik, meskipun mereka mengidentifikasi diri sebagai jurnalis dan (penangkapan ini) pelanggaran terhadap hak Amandemen Pertama. Pihak berwenang di Minnesota, termasuk Gubernur, harus segera melepaskan tiga karyawan CNN," bunyi pernyataan CNN yang dikutip dari CNN, Jumat (29/5).
(Baca: Twitter Sembunyikan Kicauan Trump soal Pembunuhan George Floyd)
Setelah peristiwa ini, Gubernur Minnesota Tim Walz meminta maaf kepada Presiden CNN Worldwide Jeff Zucker atas apa yang terjadi, dan bahwa ia sedang berupaya agar awak CNN segera dibebaskan.
Penangkapan terjadi ketika kru CNN di antaranya produser Bill Kirkos dan jurnalis foto Leonel Mendez, sedang berusaha mewawancara seorang demonstran. Polisi kemudian meminta mereka berpindah tempat.
Jimenez yang terlihat memakai label CNN, menjelaskan kru akan berpindah mengikuti anjuran petugas. Namun, polisi mencengkeram lengan Jimenez saat berbicara, lalu memborgolnya. "Kami bisa pindah ke tempat yang anda suka, kami sedang siaran langsung saat ini," kata Jimenez sebelum dia dibawa pergi.
Setelah itu, fotografer CNN ditangkap dan kameranya yang dipasang di tanah terus mengirimkan gambar secara langsung.
(Baca: Dampak Trump Cabut Status Khusus Hong Kong Bagi Ekonomi AS & Tiongkok)
Jimenez dan kru CNN lainnya meliput di dekat kantor polisi yang terbakar pada Kamis malam (28/5) waktu setempat. Kantor polisi dibakar pemrotes yang menuntut keadilan atas kematian George Floyd, orang kulit hitam yang tewas diinjak seorang polisi kulit putih pada Senin (25/5).
Demonstrasi berlangsung hingga tiga hari dan berakhir dengan kerusuhan. Pemrotes menyerbu kantor polisi dengan memecahkan jendela, meneriakkan yel-yel dan membakarnya. Saat kantor polisi terbakar, semakin banyak orang-orang yang berdatangan.
Video kematian Floyd tersebar luas di media sosial yang membuat banyak orang marah. Awalnya seorang polisi bernama Derek Chauvin mencurigai Floyd menggunakan uang kertas palsu, lalu dia memborgolnya dan menjatuhkan Floyd ke aspal. Chauvin menggunakan lututnya menekan leher Floyd, hingga orang itu tak bisa bernafas dan meninggal dunia.
(Baca: Lawan Trump, Bos Twitter Sebut akan Tetap Lanjutkan Cek Fakta)