Pembatasan perjalanan selama lebih kurang tiga bulan ke belakang untuk menekan penyebaran virus corona telah memukul industri pariwisata dunia. Kini, menyonsong era new normal atau kenormalan baru, sejumlah negara berencana membuka kembali destinasi wisatanya.
Indonesia termasuk ke dalam deretan negara yang akan membuka destinasi wisatanya. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wishnutama Kusubandio menyatakan Bali kemungkinan menjadi destinasi wisata awal menerapkan new normal seiring keberhasilannya menekan angka kasus covid-19.
“Tentu kami akan memprioritaskan sekali lagi daerah-daerah yang sudah siap, karena kesiapan daerah adalah salah satu faktor yang sangat penting,” kata Wishnutama, Kamis (28/5).
Kemenparepkraf saat ini pun tengah menyusun protokol khusus untuk new normal di sektor pariwisata. Setelah rampung akan dilakukan simulasi dan sosialisasi. Di tahap akhir, adalah uji coba terhadap protokol tersebut.
Rencana pembukaan kembali wisata Bali juga disampaikan Sekretatis Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Ni Wayan Giri Adnyani pada 15 Mei lalu. Menurutnya, pemerintah berencana mulai membuka wisata Bali antara Juni sampai Oktober dengan catatan kurva penyebaran corona telah melandai.
(Baca: Pengembangan Daerah Wisata Superprioritas Berjalan di Tengah Pandemi)
Pembatasan sosial di Bali telah menyebabkan penyusutan okupansi hotel. Data BPS Bali menyatakan, hotel berbintang di seluruh kelas mengalami penyusutan okupansi dari 59,29% pada Januari menjadi 45,98% pada Februari. Penurunan okupansi paling tajam pada hotel bintang satu, yakni dari 62,05% pada Januari menjadi 29,32% pada Februari.
Hal itu disebabkan menurunnya jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali. BPS Bali mencatat kunjungan wisatawan asing menyusut 45% dari Januari ke Februari. Sementara perbandingan Februari 2020 dan tahun sebelumnya kunjungan wisatawan asing menurun 20%.
Borobudur juga menjadi destinasi wisata yang akan dibuka dalam waktu dekat. PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan, & Ratu Boko berencana kembali beroperasi pada bulan ini. Persiapan kini tengah dilakukan, khususnya penyusunan protokol kesehatan.
Salah satu protokol yang akan dilakukan adalah pengecekan suhu tubuh bagi setiap pengunjung Borobudur. “Setiap pengunjung yang telah diperiksa suhu tubuhnya di pintu masuk, akan diberikan stiker penanda. Stiker ini terdiri dari tiga warna, yang masing-masing menggambarkan kondisi kesehatan tiap pengunjung,” kata Direktur Utama TWC Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko Edy Setijono melansir Antara, Minggu (24/5).
(Baca: Tumbangnya Bisnis Perjalanan dan Wisata Bali Terpapar Covid-19)
Thailand
Negara tetangga Thailand juga berencana membuka lagi destinasi wisatanya. Gubernur Otoritas Pariwisata Thailand, Yuthasak Suparson menyatakan pembukaan direncanakan pada kuartal keempat tahun ini atau sekitar akhir tahun.
“Ini masih tergantung dengan kondisi wabah,” kata Yuthasak seperti dilansir CNN Travel.
Meskipun begitu, Yuthasak menyatakan tak semua wisatawan asing bisa masuk ke Thailand. Hanya dari negara-negara yang telah berhasil melandaikan pandemi dan dianggap tak berbahaya saja akan diizinkan.
Para wisatawan yang telah mendapat izin masuk ke Thailand akan ditawari paket wisata durasi lama. Hal ini agar mereka bisa tetap melakukan isolasi mandiri selama 14 hari. Destinasi yang ditawarkan misalnya Pulau Kong Pha Ngan dan Pulau Koh Samui. Karena lokasi keduanya terpencil dan Otoritas Wisata Thailand bisa dengan mudah memantau kondisi kesehatan para wisatawan tersebut.
Thailand mulai memberlakukan lockdown atau karantina wilayah pada Maret lalu dan belum sepenuhnya melonggarkannya sampai saat ini. Otoritas Wisata Thailand memperkirakan jumlah kunjungan wisatawan akan turun 14-16 juta tahun ini. Tahun lalu negeri Gajah Putih menerima lebih kurang 40 juta kunjungan wisatawan mancanegara.
(Baca: Pengusaha Hotel & Restoran Pesimistis Bisnisnya Pulih Saat New Normal)
Siprus
Siprus yang 15% pendapatan ekonominya dari pariwisata pun akan segera membuka destinasi wisata. Melansir CNN, Menteri Transportasi Siprus Yiannis Karousos menyatakan hotel mulai dibuka pada 1 Juni dan bandara mulai dibuka pada 9 Juni yang sekaligus mengizinkan wisatawan asing berkunjung.
Pemerintah Siprus juga telah menerbitkan surat edaran khusus soal pariwisata. Isinya terkait berbagai promosi wisata di tengah pandemi. Salah satunya tawaran menanggung biaya kesehatan, makanan, dan tempat tinggal bagi wisatawan yang positif covid-19 ketika sedang mengunjungi Siprus.
Selain itu, pemerintah Siprus akan menyiapkan 100 tempat tidur bagi wisatawan yang terkena corona di tengah perjalanan wisata. 500 hotel untuk karantina pun akan disiapkan bagi keluarga dekat wisatawan yang terjangkit covid-19.
Akan tetapi, pemerintah Siprus hanya mengizinkan wisatawan dari negara-negara yang telah berhasil melandaikan kurva pandemi. Sementara negara dengan angka kasus masih tinggi seperti Amerika Serikat dan Inggris masih dilarang datang.
(Baca: Sambut New Normal, Wishnutama Siapkan Standar Operasional Pariwisata)
Yunani
Yunani menjadi negara Eropa lain yang berencana membuka destinasi wisatanya. Perdana Menteri Yunani Kyriakos Mitsotakis pada 20 Mei lalu mengumumkan akan mengizinkan perjalanan wisata ke negaranya mulai 15 Juni.
“Mari jadikan musim panas ini sebagai epilog dari krisis covid-19,” kata Kyriakos, seperti dilansir CNN.
Kyriakos juga menyatakan akan mengizinkan sepenuhnya penerbangan langsung ke Yunani pada 1 Juli. Saat itu berlaku, wisatawan tak perlu lagi menjalani karantina dan tes covid-19. Artinya, pariwisata sudah berjalan normal sepenuhnya seperti sebelum pandemi.
Yunani sudah mulai melonggarkan karantina wilayah pada 18 Mei lalu dengan mengizinkan bar dan restoran beroperasi. Perjalanan kapal feri juga telah diizinkan mulai 25 Mei lalu. Sementara hotel mulai dibuka pada 1 Juni.
Keputusan membuka pariwisata dilakukan Pemerintah Yunani untuk mengerek kembali perekonomian mereka. Sektor pariwisata menyumbang 20% dari PDB negara yang terkenal dengan kuil-kuil kunonya ini. Harapannya musim panas ini kunjungan wisatawan bisa kembali normal seperti sebelum pandemi.
(Baca: Jokowi Minta Daerah Wisata dengan Laju Corona Rendah Diidentifikasi)