Andalan Trump Redam Kerusuhan di AS, Apa itu Pasukan Garda Nasional?

ANTARA FOTO/REUTERS/Lindsey Wasson/foc/dj
Seorang anak membawa sapu kecil berjalan melewati anggota Garda Nasional yang diturunkan di Bellevue Square saat anggota masyarakat membersihkan sisa penjarahan dan vandalisme yang terjadi pada hari Minggu di pusat kota Bellevue, Washington, Amerika Serikat, Senin (1/6).
Penulis: Sorta Tobing
3/6/2020, 15.34 WIB

Protes atas kematian warga kulit hitam Amerika Serikat George Floyd menyulut aksi kerusuhan dan penjarahan di negara tersebut. Presiden Donald Trump berjanji akan memakai tentara bersenjata lengkap untuk mengatasi masalah ini.

Ia bahkan mengancam akan mengerahkan seluruh pasukan National Guard (Garda Nasional) jika negara-negara bagian tidak segera memobilisasi kekuatannya untuk memadamkan aksi unjuk rasa. Saat ini ada 17 ribu pasukan khusus itu telah dikerahkan di 23 negara bagian AS untuk menanggapi aksi protes.

“Jika sebuah kota atau negara bagian menolak mengambil tindakan yang diperlukan untuk mempertahankan kehidupan dan properti penduduknya, maka saya akan mengerahkan militer AS dan dengan cepat menyelesaikan masalah ini,” kata Trump di Gedung Putih, AS, Senin (1/6), melansir dari ABC.

Garda Nasional telah berada di Washington membantu kepolisian setempat menghalau pengunjuk rasa. Pada Senin pagi lalu, aparat keamanan menembakkan gas air mata dan peluru karet untuk memukul mundur para demostran yang sedang melakukan aksi damai.

(Baca: Blackout Tuesday, Dukungan Industri Musik & Blunder yang Mengikutinya)

Tindakan tersebut mendapat banyak kritik. Pasalnya, polisi menghalau massa agar Trump bersama rombongannya dapat berjalan dari Gedung Putih ke Gereja St. John. Di depan gereja bersejarah itu, Trump hanya berfoto bersama Alkitab, lalu kembali ke kediamannya.

Di tengah kritik itu, Trump menyebut dirinya presiden “hukum dan ketertiban” (law and order). “Saya mengirimkan ribuan tentara bersenjata lengkap, personel militer, dan petugas penegak hukum untuk menghentikan kerusuhan, penjarahan, penyerangan, dan perusakan properti secara tidak sah. Kami akan mengakhirinya sekarang,” ucapnya.

CNN melaporkan, beberapa pejabat militer sangat khawatir dengan keputusan Trump. Mereka berpendapat situasinya belum tepat untuk menurunkan pasukan aktif, kecuali gubernur negara bagian memintanya.

“Saya percaya, Amerika tidak boleh membiasakan diri atau menerima kehadiran anggota berseragam pada posisi harus mengamankan orang Amerika Serikat,” kata Mayor Jenderal Angkatan Darat Thomas Carden, yang juga bekerja untuk Garda Nasional Georgia.

(Baca: Perang Dagang dengan Tiongkok Panas Lagi, Perusahaan AS Terancam Rugi)

Pasukan Garda Nasional berjaga di tengah aksi unuk rasa atas kematian George Floyd di AS. (ANTARA FOTO/REUTERS/Mike Blake/aww/cf)

Apa Itu Garda Nasional?

The Guardian pada Agustus 2014 sempat menuliskan soal sepak terjang pasukan khusus ini. Garda Nasional merupakan komponen cadangan Angkatan Udara dan Angkatan Darat AS.

Setiap negara bagian memiliki Garda Nasional. Pasukannya bekerja ganda, baik untuk negara bagian dan pemerintah federal (pusat).

Dalam setiap negara bagian atau state, Garda Nasional memiliki unit militer, medis, penerbangan, dan lainnya. Gubernur bertindak sebagai panglima tertinggi dan tidak memiliki kewajiban melapor ke presiden jika membutuhkan jasa Garda Nasional.

Secara total ada 450 ribu anggota pasukan khusus itu. Para anggotanya memegang pekerjaan sipil penuh waktu, sambil separuh waktu bekerja di Garda Nasional. Mereka memiliki komtimen berlatih satu akhir pekan per bulan dan diharuskan menghadiri pelatihan khusus selama dua minggu per tahun.

(Baca: Walmart & Apple Dijarah, Bisnis Retail AS Makin Terpuruk saat Pandemi)

Pasukan Garda Nasional berlutut untuk menunjukkan aksi dukungan terhadap pengunjuk rasa yang menutut keadilan atas kematian George Floyd di AS. (ANTARA FOTO/REUTERS/Adam Bettcher/aww/cf)

Kapan Boleh Memakai Jasa Garda Nasional?

Di bawah hukum negara, pasukan ini dapat diaktifkan oleh gubernur negara bagian untuk merespon keadaan daruat domestik, seperti bencana alam dan gangguan sipil. Selama ini, Garda Nasional diterjunkan untuk membantu dampak bencana alam, seperti tornado atau badai Katrina.

Jim Craig, profesor studi militer dan veteran dari University of Missouri-St Louis, mengatakan mengerahkan Garda Nasional untuk memadamkan kerusuhan sipil lebih jarang terjadi. “Memanggil Garda Nasional untuk banjir adalah satu hal. Tapi memanggil mereka untuk kerusuhan, membuatnya jadi ekstrem,” ucapnya.

Para personelnya dapat ditugaskan oleh pemerintah federal untuk melayani misi di luar negeri. Contohnya, beberapa insinyur yang masuk dalam Garda Nasional Missouri sempat bertugas dalam perang di Afghanistan.

(Baca: Sejarah dan Fasilitas Bungker Gedung Putih Tempat Trump Diungsikan)

Pasukan Garda Nasional membantu penanganan pandemi corona di AS. (ANTARA FOTO/REUTERS/Emily Elconin/AWW/dj)

Garda Nasional dan Peristiwa Rasisme di AS

Pasukan milisi ini pernah beberapa kali diturunkan untuk mengatasi peristiwa rasisme,, terutama berkaitan dengan warga kulit hitam di AS. Pada 1957 dan 1958, gubernur Arkansas ketika itu memerintahkan Garda Nasional untuk mencegah warga kulit hitam mendaftar di sekolah menengah negeri.

Pada 1965, Presiden Lyndon B Johnson menurunkan Garda Nasional Alabama setelah terjadi insiden polisi negara bagian itu melakukan kekerasan fisik terhadap demonstran yang melakukan aksi damai dari Selma ke Montgomery. Lalu, ketika pejuang hak sipil Martin Luther King tewas tertembak pada 1968, Garda Nasional juga dikerahkan untuk memadamkan kerusuhan yang terjadi di seluruh negeri.

Pada 1992, pasukan ini juga dikerahkan untuk mengatasi kerusuhan rasialis di California.  Pemicunya adalah empat polisi kulit putih memukul babak belur pria kulit hitam bernama Rodney King. Presiden George HW Bush menerjunkan Garda Nasional untuk mengatasi aksi kerusuhan dan penjarahan warga. Lebih dari 50 orang tewas dan dua ribu orang terluka dalam peristiwa tersebut.

(Baca: Kerusuhan di AS, Semprotan Merica-Pistol Listrik Laris Manis di Amazon)