Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengeluarkan ancaman untuk memutuskan hubungan dengan Tiongkok, sehari setelah pembicaraan tingkat tinggi antara perwakilan dagang kedua negara.
Pejabat pemerintah AS menggambarkan hubungan kedua negara 'tegang', setelah pembicaraan diplomatik tatap muka tingkat tinggi pertama dalam beberapa bulan. Ini terjadi meski Beijing berkomitmen kembali kesepakatan perdagangan tahap pertama.
Keseimbangan neraca perdagangan dengan Tiongkok menjadi prioritas utama Trump setelah melihat defisit AS yang besar dalam beberapa tahun terakhir. Ini membuat hubungan kedua negara memburuk, terutama mendekati kampanyenya untuk pemilihan kembali pada bulan November yang semakin memanas.
"AS tentu saja dapat mempertahankan opsi kebijakan,dalam berbagai kondisi, untuk memisahkan diri sepenuhnya dari Tiongkok," ujar Trump dalam akun Twitter-nya.
(Baca: 9 Negara yang Masuk Radar Trump dalam Investigasi Pajak Digital)
Trump mengeluarkan pernyataan tersebut sehari setelah pembicaraan tingkat tinggi kedua negara dan pernyataan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer kepada Kongres bahwa mustahil bagi kedua negara ekonomi terbesar dunia ini untuk memutuskan hubungan.
"Apakah saya pikir Anda bisa duduk dan memisahkan ekonomi Amerika Serikat dari ekonomi Tiongkok? Saya pikir itu opsi kebijakan bertahun-tahun yang lalu. Saya kira ini bukan opsi kebijakan yang masuk akal pada saat ini. "
Adapun USTR belum memberikan komentar langsung terkait pernyataan Trump.
Hubungan AS dan Tiongkok telah mencapai titik terendah dalam beberapa tahun terakhir sejak pandemi virus corona yang dimulai di Tiongkok menghantam Amerika Serikat. Trump dan pemerintahannya telah berulang kali menuduh Beijing tidak transparan mengenai wabah tersebut.
Di antara beberapa titik gesekan, kedua negara juga berselisih mengenai langkah Tiongkok untuk memberlakukan undang-undang keamanan baru di Hong Kong. Ini antara lain mendorong Trump untuk menghilangkan perlakuan khusus AS kepada Hong Kong
(Baca: Terapkan Pajak Digital, RI Terancam Perang Dagang dengan AS)
Trump menjelaskan kemunduran dalam hubungan bulan lalu ketika dia mengatakan tidak tertarik untuk berbicara dengan Presiden Xi Jinping yang sebelumnya ia sebut sebagai teman. Trump bahkan mengancam untuk memutuskan hubungan dengan Tiongkok.
Kesepakatan perdagangan Fase 1 AS-Tiongkok mendorong Tiongkok membeli US$ 200 miliar tambahan barang dan jasa AS selama dua tahun. Namun, para pelaku bisnis skeptis dan mengatakan pandemi dan perlambatan ekonomi yang diakibatkannya akan membuat Beijing sulit mencapai targetnya untuk tahun ini.
Sekretaris Negara AS Mike Pompeo bertemu dengan Pejabat Tinggi Pemerintah Tiongkok Yang Jiechi untuk pembicaraan sehari di Hawaii pada hari Rabu. Namun, mereka tampaknya tidak berbuat banyak untuk memperbaiki suasana hubungan kedua negara.
Ketika pertemuan Hawaii dimulai, Trump menandatangani undang-undang yang menyerukan sanksi terhadap mereka yang bertanggung jawab atas penindasan Muslim Uighur di wilayah Xinjiang China, mendorong Beijing untuk mengancam pembalasan.