Gelombang Kedua Corona, Kasus Baru Melonjak di Brazil, AS, dan Jerman
Ancaman gelombang kedua pandemi corona semakin terlihat seiring dengan lonjakan jumlah kasus baru di seluruh dunia, terutama di negara-negara besar. Beberapa negara yang mengalami lonjakan kasus baru Covid-19 tertinggi di antaranya Amerika Serikat (AS), Brazil, Jerman, dan beberapa negara Eropa lainnya.
Badan Kesehatan Dunia atau WHO menyatakan bahwa Brazil menunjukkan peningkatan jumlah kasus baru yang paling mengkhawatirkan, dengan lebih dari 50 ribu kasus baru terkonfirmasi pada Minggu (21/6).
Adapun WHO mencatatkan rekor tambahan kasus baru tertinggi, dengan lebih dari 183 ribu kasus terkonfirmasi, pada Minggu. Jumlah total kasus di seluruh dunia pun telah menembus angka 9 juta pada Senin (22/6).
“Angka kasus baru terus bertambah karena pandemi berkembang di sejumlah negara berpopulasi besar,” kata pakar kedaruratan WHO, Mike Ryan, dikutip Reuters, Selasa (23/6).
(Baca: Kasus Corona di Dunia Tembus 9 Juta, Brasil dalam Situasi Terburuk)
Menurut dia lonjakan kasus baru bisa saja karena pengujian yang lebih masif, seperti di India. Namun Ryan ragu kalau lonjakan kasus baru dikarenakan hal ini. Jumlah kasus baru melonjak signifikan di Chile, Argentina, Kolombia, Panama, dan Bolivia, termasuk Brasil yang telah menyentuh angka 1 juta kasus.
Pada kasus Brazil, Ryan mengatakan bahwa lonjakan kasus baru kemungkinan karena adanya perubahan sistem pelaporan di sana. Meski demikian rasio tes Covid-19 per populasi di Brazil masih relatif rendah sehingga rasio pengujian yang hasilnya positif cukup tinggi.
Terlebih lagi selama ini cara penanganan pandemi di Brazil oleh Presiden Jair Bolsonaro kerap dikritik dunia internasional. Bahkan hingga kini Brazil tidak memiliki menteri kesehatan, setelah Bolsonaro memecat Luiz Mandetta pada April, dan penggantinya, Nelson Teich, mengundurkan sebelum genap satu bulan menjabat.
WHO juga mengkhawatirkan lonjakan kasus baru corona di Jerman dengan reproduction rate virus sempat melonjak ke 2,88 pada Minggu kemarin. Ini artinya satu orang pembawa virus dapat menginfeksi 2,88 orang di sekitarnya.
(Baca: 4 Negara Beli Vaksin AstraZeneca, CEO Klaim Proteksi Corona 1 Tahun)
Sedangkan di AS, jumlah tambahan kasus baru selama dua hari berturut-turut pada Jumat dan Sabtu (18-19 Juni), dan pada Senin (22/6) menembus angka 30 ribu per hari. Saat ini total kasus di negeri Paman Sam menjadi yang tertinggi di dunia dengan total 2,39 juta orang terinfeksi.
Oleh karena itu Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta agar seluruh negara di dunia bersatu dalam memerangi pandemi corona.
“Tidak adanya kepemimpinan global dan persatuan dalam memerangi virus adalah ancaman yang lebih besar daripada wabah itu sendiri, dan politisasi telah membuat pandemi semakin buruk,” ujarnya.
Selama ini cara WHO menangani pandemi dikritik oleh anggotanya, terutama AS. Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa WHO terlalu lemah, terlalu lamban, dan terlalu “Tiongkok-sentris” dalam menangani pandemi.
(Baca: Wilayah Zona Merah Covid-19 Jawa Timur Menyusut Menjadi 7 Daerah)