Kentucky Fried Chicken atau KFC mencoba membuat nugget ayam tiga dimensi (3D) yang diproduksi di laboratorium. Gerai restoram ayam itu pun menggaet perusahaan Rusia, 3D Bioprinting Solutions, untuk mengembangkan teknologi 'pencetak' daging ayam, menggunakan sel-sel ayam dan bahan tanaman.
Salah satu pendiri 3D Bioprinting Solutions Yusef Khesuani mengatakan teknologi bioprinting tiga dimensi pada awalnya dikenal luas di dunia kedokteran. Namun, saat ini mulai populer dalam memproduksi makanan seperti daging.
"Perkembangan pesat dari teknologi tersebut akan memungkinkan kita mengakses produksi daging 3D dengan lebih mudah di masa depan. Kami berharap bahwa teknologi yang diciptakan sebagai hasil kerja sama kami dengan KFC akan membantu mempercepat peluncuran produk daging berbasis sel di pasar," ujar Yusef dikutip dari The Verge, akhir pekan lalu (18/7)
KFC mengatakan nugget bioprinted akan tersedia untuk pengujian akhir di Moskow pada musim gugur tahun ini. Namun, pengumuman itu tidak menjelaskan mengenai proses bioprinting yang diuji di Rusia dan jadwal peluncuran produk nugget tersebut.
KFC berencana untuk memberi perusahaan bioprinting Rusia itu bahan-bahan yang mencakup pembibitan dan rempah-rempah untuk mencapai rasa khas jaringan restoran tersebut. Sehingga produk nugget 3D yang diciptakan bisa meniru rasa dan tekstur ayam asli.
"Tidak ada metode lain yang tersedia di pasar yang dapat memungkinkan penciptaan produk kompleks seperti itu dari sel-sel hewan," ujar KFC.
Sebagai informasi, proses bioprinting yang dideskripsikan oleh KFC yakni menggunakan bahan hewan, sehingga nugget yang diproduksi tidak akan menjadi vegetarian. Meskipun, restoran itu menawarkan pilihan vegetarian di beberapa restorannya.
Restoran jaringan makanan cepat saji Amerika Serikat (AS) itu merupakan perusahaan pertama yang menguji produk ayam nabati bernama 'Beyond Meat'. Rencananya produk itu akan diluncurkan ke lebih banyak lokasi di musim panas tahun ini.
KFC mengatakan nugget bioprinted akan lebih ramah lingkungan untuk diproduksi daripada daging ayam standar. Studi oleh American Environmental Science and Technology Journal menunjukkan manfaat dari menumbuhkan daging dari sel, di antaranya pengurangan gas rumah kaca emisi dan konsumsi energi dibandingkan dengan metode pertanian tradisional.