Perusahaan teknologi finansial (fintech) yang terafiliasi dengan Alibaba yakni Ant Group bersiap melakukan penawaran umum saham perdana ke publik atau initial public offering (IPO) di bursa Hong Kong dan Shanghai. Menjelang aksi korporasi ini, perusahaan mencatatkan peningkatan laba lebih dari 1.000% pada semester I 2020.
Ant Group yang sebelumnya dikenal sebagai Ant Financial mengajukan IPO di dua bursa (dual listing) yakni di bursa Hong Kong dan bursa STAR Shanghai pada Selasa (25/8).
Mengutip CNBC International, analis memperkirakan valuasi IPO perusahaan bisa mencapai US$ 200 miliar atau sekitar Rp 2.940 triliun (kurs Rp 14.700 per dolar AS). Nilainya melampaui rekor pencatatan saham raksasa migas asal Arab Saudi, Saudi Aramco yang valuasi pasarnya sampai US$ 29,4 miliar di Desember 2019.
"Ant Group akan memiliki lebih banyak uang di tangan dan mereka berpotensi berkembang secara global," kata Direktur Kapronesia Zennon Kapron, dilansir dari South China Morning Post, Selasa (25/8).
Di tengah upayanya untuk dual listing, perusahaan besutan miliarder asal Tiongkok Jack Ma itu melaporkan laba semester I 2020 sebesar 21,9 miliar yuan atau US$ 3,2 miliar. Jumlah tersebut melonjak 1.052,63% dibandingkan capaian laba pada periode yang sama tahun lalu sebesar 1,9 miliar yuan.
Tidak hanya laba, pendapatan Ant Group pada paruh pertama tahun ini juga melonjak 38% menjadi 72,5 miliar yuan dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 52,5 miliar yuan.
Ant Group berencana menerbitkan tidak kurang dari 30,04 miliar saham di bursa Hong Kong dan Shanghai. Dalam IPO ini kepemilikan investor asing akan dibatasi hingga 50% dari total modal yang ditempatkan dan disetor penuh. Mengutip South China Morning Post, Jack Ma juga meminta agar 611.337.334 saham Ant Group disumbangkan untuk tujuan amal.
Dalam beberapa pekan mendatang, Ant akan mengukur permintaan saham sebelum menetapkan kisaran harga untuk penawaran tersebut. Pada saat itu, investor institusional dan ritel akan dapat memesan saham tersebut. Setelah itu saham akan diperdagangkan di dua bursa.
Penawaran ganda tersebut dapat menjadikan Ant Group sebagai tokoh utama rencana China untuk memperkuat pasar modal domestik, membantu perusahaan raksasa dalam negerinya mengamankan pendanaan untuk mendukung pertumbuhan dan bersaing dengan rival global.
Pembatasan pembelian untuk investor asing juga merupakan bagian dari rencana Tiongkok memberikan kesempatan kepada warganya untuk berinvestasi pada perusahaan raksasa domestik, serta untuk membantu STAR Shanghai dan Hong Kong dalam perlombaan mereka untuk menarik perusahaan global yang tumbuh cepat menjauh dari Nasdaq.
Perusahaan yang menukangi aplikasi pembayaran digital Alipay ini sangat populer di Tiongkok, dengan pengguna aktif tahunan secara global mencapai 1 miliar. Aplikasi itu memproses 118 triliun yuan transaksi di Tiongkok selama setahun terakhir.
Selain layanan pembayaran, Ant Group juga menawarkan produk keungan lainnya, seperti manajemen investasi, pinjaman dan asuransi.