Harapan Pemulihan Ekonomi dari Data Terbaru Manufaktur Tiongkok dan AS

ANTARA FOTO/REUTERS/Tingshu Wang/nz/dj
Ilustrasi. Ekonomi Tiongkok mulai pulih terlihat dari data-data ekonomi yang semakin membaik.
Penulis: Agustiyanti
16/9/2020, 14.03 WIB

Tiongkok dan Amerika Serikat mencatatkan kenaikan produksi manufaktur pada Agustus, menunjukkan pemulihan ekonomi yang tengah terjadi di kedua negara tersebut. Kenaikan produksi terutama terjadi di Tiongkok yang mencatatkan pertumbuhan tertinggi dalam delapan bulan terakhir.

Kenaikan produksi industri di Negara Tembok raksasa itu terjadi di tengah penjualan ritel yang tumbuh untuk pertama kalinya tahun ini.

Setelah diterjang Pandemi, ekonomi Tiongkok perlahan pulih seiring permintaan yang mulai meningkat, stimulus pemerintah, dan ekspor yang sangat tangguh. Kasus pandemi di negara asal virus corona ini pun relatif mampu dikendalikan.

“Kami memperkirakan pemulihan ekonomi lebih lanjut meskipun bertahap pada sektor jasa, kemuian peningkatan yang stabil dalam penjualan ritel, serta peningkatan pertumbuhan investasi aset tetap," kata  Ting Lu, Kepala Ekonom China di Nomura, seperti dikutip dari Reuters.  

Data Biro Statistik Nasional menunjukkan pertumbuhan hasil industri pada Agustus mencapai 5,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Realisasi ini lebih tinggi dari prediksi analis yang disurvei oleh Reuters sebesar 5,1% maupun pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,8%.

Realisasi penjualan ritel juga melampaui prediksi analis dengan kenaikan 0,5% secara tahunan, menghentikan penurunan yang terjadu selama tujuh bulan berturut-turut. Analis sebelumnya memperkirakan penjualan ritel stagnan alias tumbuh 0%, lebih baik dibandingkan Juli yang turun 1,1%.

Kepercayaan konsumen meningkat terutama untuk pembelian mobil dan barang bebas pajak. Penjualan mobil naik 11,8% pada Agustus tahun ke tahun sementara penjualan produk telekomunikasi melonjak 25,1%.

Sementara itu, pemulihan ekonomi AS diperkirakan masih akan terhambat meski produksi manufaktur AS meningkat selama empat bulan berturut-turun. Ekonomi AS pada kuartal II lalu masuk ke jurang resesi yang cukup dalam seperti terlihat dalam databoks di bawah ini. 

Laporan dari Federal Reserve menunjukkan data pasar tenaga kerja yang mengindikasikan kemacetan dalam aktivitas ekonomi secara keseluruhan karena persistensi virus corona dan memudarnya stimulus fiskal.

"Tampaknya pemulihan dalam produksi pabrik akan terhenti dalam beberapa bulan mendatang jika tidak ada seorang pun dari Washington yang akan melakukan penyelamatan dengan paket stimulus pandemi lainnya," Kata Chris Rupkey, kepala ekonom di MUFG di New York.

Produksi manufaktur naik 1% bulan lalu setelah naik 3,9% pada Juli. Realisasi tersebut lebih rendah dibandingkan hasil survei ekonom sebesar 1,2%. The Fed mencatat bahwa peningkatan produksi manufaktur melambat sejak Juni.

Bantuan keuangan pemerintah untuk bisnis dan pengangguran hampir habis, dan pembicaraan tentang paket lain menemui jalan buntu. Setidaknya 29,6 juta orang mendapatkan tunjangan pengangguran pada bulan Agustus.

Sebuah laporan terpisah menunjukkan kondisi manufaktur di negara bagian New York membaik lebih lanjut pada September, tetapi virus yang masih ada terlihat membatasi aktivitas.

“Permintaan yang lemah, gangguan rantai pasokan, dan kekhawatiran akan kebangkitan kembali virus akan membebani pemulihan sektor manufaktur sampai solusi kesehatan ditemukan dan tersedia secara luas,” kata Oren Klachkin, Kepala Ekonom AS di Oxford Economics di New York.

HEALTH-CORONAVIRUS-USA-NEW-YORK (ANTARA FOTO/REUTERS/Bryan R Smith/nz/cf)

Bulan lalu, produksi barang manufaktur tahan lama meningkat 0,7%. Produksi kendaraan bermotor turun 3,7% setelah kenaikan sebesar 31,7% di bulan Juli. Peningkatan produksi terjadi pada mesin, furnitur, komputer dan produk elektronik serta peralatan listrik, perkakas dan komponen, serta barang-barang yang melengkapi kehidupan di bawah pandemi.

Kenaikan manufaktur mengimbangi penurunan baik di pertambangan dan produksi utilitas, mengangkat produksi industri 0,4% di pada Agustus.

Pemanfaatan pabrik manufaktur dari total kapasitas meningkat dari 69,5% menjadi 70,2%. Penggunaan kapasitas keseluruhan untuk sektor industri meningkat menjadi 71,4% dari 71,1% di bulan Juli. Namun, itu masih lebih rendah dari rata-rata pemanfaatan kapasitas pabrik pada 1972-2019.

Pejabat di bank sentral AS cenderung melihat ukuran penggunaan kapasitas untuk melihat sinyal seberapa banyak kelonggaran yang tersisa dalam perekonomian dan seberapa jauh pertumbuhan memiliki ruang sebelum menjadi inflasi. Bank Sentral AS, The Federal Reserve akan mengumumkan arah kebijakannya nanti malam.