Berbahasa Indonesia, Jokowi Dukung Kemerdekaan Palestina di Sidang PBB

ANTARA FOTO/REUTERS/Mohamad Torokm
Sebuah peta representasi dengan warna bendera Palestina yang bertuliskan "Yerusalem dalam selamanya ibukota Palestina" diletakkan di sebuah pagar dimana pemukiman Yahudi terlihat saat protes atas rencana perdamaian Presiden Amerika Serikat Donald Trump tentang Timur Tengah, di desa Bilin di Tepi Barat, Jumat (31/1/2020).
Penulis: Rizky Alika
Editor: Pingit Aria
23/9/2020, 17.20 WIB

Presiden Joko Widodo berpidato dalam sidang majelis umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk pertama kalinya sejak menjabat sebagai presiden pada 2014. Dalam pidatonya, Jokowi memberikan dukungan terhadap Palestina yang belum menikmati kemerdekaan.

"Indonesia terus konsisten memberikan dukungan bagi Palestina untuk mendapatkan hak-haknya," kata Jokowi dalam sidang majelis umum PBB yang disiarkan secara virtual, Rabu (23/8).

Jokowi memang menyampaikan pidatonya dalam Bahasa Indonesia. Hal ini berbeda dengan mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan mantan wakil presiden Jusuf Kalla yang berbahasa Inggris di Sidang PBB. Sedangkan, mantan presiden Soeharto berbahasa Indonesia di tiap forum internasional yang dihadirinya.

Dalam pidatonya, Jokowi mengatakan, Palestina merupakan satu-satunya negara yang hadir di Konferensi Bandung pada 1955 yang sampai sekarang belum menikmati kemerdekaan. Konferensi Asia Afrika di Bandung telah menghasilkan Dasasila Bandung yang berprinsip penyelesaian perselisihan secara damai, pemajuan kerja sama, dan penghormatan terhadap hukum internasional.

Mantan Walikota Solo itu menyampaikan, Indonesia juga bertekad untuk terus berkontribusi bagi perdamaian dunia sesuai amanah konstitusi. Indonesia akan terus memainkan peran sebagai jembatan penghubung, sebagai bagian dari solusi.

Ia menambahkan, komitmen tersebut terus dijalankan Indonesia, termasuk saat Indonesia duduk sebagai anggota Dewan Keamanan PBB. Semangat kerja sama akan selalu dikedepankan oleh Indonesia.

"No one, no country, should be left behind," ujarnya. Jokowi menyebutkan, persamaan derajat tersebut ditekankan oleh bapak bangsa Indonesia, Soekarno.

Di ASEAN, lanjut dia, Indonesia terus menjaga Asia Tenggara sebagai kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera. Pada hari jadi ke-53, ASEAN kembali menegaskan komitmennya untuk terus menjaga perdamaian dan stabilitas kawasan.

Semangat kerja sama dan perdamaian tersebut mendorong Indonesia ke kawasan yang lebih luas, yaitu kawasan Indo Pasifik melalui ASEAN Outlook on the Indo Pacific.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi juga memberikan sejumlah pemikiran terhadap PBB. Menurutnya, organisasi yang berbasis di New York tersebut harus senantiasa berbenah diri melakukan reformasi, revitalisasi, dan efisiensi.

"PBB harus dapat membuktikan bahwa multilateralism delivers, termasuk pada saat terjadinya krisis," katanya.

Selain itu, PBB harus lebih responsif dan efektif dalam menyelesaikan berbagai tantangan global. Namun, seluruh anggota mempunyai tanggung jawab untuk terus memperkuat PBB agar tetap relevan dan kontributif sejalan dengan tantangan zaman.

Ia menekankan, PBB merupakan cita-cita dan komitmen bersama seluruh bangsa untuk mencapai perdamaian dunia dan kesejahteraan bagi generasi penerus.

"Indonesia memiliki keyakinan yang tidak tergoyahkan terhadap PBB dan multilateralisme," ujar Jokowi.

Selanjutnya, ia berpesan PBB harus memperkuat collective global leadership. Sebab, setiap negara memiliki tanggung jawab untuk kontribusi, menjadi bagian dari solusi bagi perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan dunia.

Berikutnya, Jokowi juga mengingatkan kerja sama dalam penanganan Covid-19 harus diperkuat, baik dari sisi kesehatan maupun dampak sosial ekonominya.

Selain itu, perlu dipastikan semua negara mendapatkan akses setara terhadap vaksin yang aman dan harga terjangkau. "Vaksin akan menjadi game changer dalam perang melawan pandemi," ujar dia.

Dari sisi ekonomi, kata Jokowi, reaktivasi kegiatan secara bertahap harus dilakukan dengan melakukan koreksi terhadap kelemahan rantai pasok global. Meski begitu, aktivasi ekonomi haraus memprioritaskan kesehatan warga dunia.

"Dunia yang sehat, dunia yang produktif, harus menjadi prioritas kita," kata dia.

Reporter: Rizky Alika