Penelitian terbaru menyatakan golongan darah O mungkin memiliki sedikit keuntungan selama pandemi corona. Dua penelitian yang diterbitkan pada pekan ini menunjukkan bahwa orang dengan tipe O memiliki risiko lebih rendah terkena virus corona dan kemungkinan tak sakit parah jika terinfeksi.
Salah satu studi baru secara khusus menemukan bahwa pasien C0vid-19 dengan tipe darah O atau B menghabiskan lebih sedikit waktu di unit perawatan intensif daripada tipe darah A atau AB. Mereka juga cenderung tidak membutuhkan ventilasi dan lebih kecil kemungkinannya untuk mengalami gagal ginjal.
Kedua studi baru tersebut keluar pada jurnal Blood Advances. Peneliti mengamati 95 pasien Covid-19 yang sakit kritis di salah satu rumah sakit di Vancouver, Kanada, pada Februari dan April 2020.
Mereka menemukan bahwa pasien dengan golongan darah O atau B rata-rata menghabiskan 4,5 hari lebih sedikit di unit perawatan intensif dibandingkan dengan mereka yang memiliki darah golongan A atau AB. Kelompok terakhir rata-rata tinggal selama 13,5 hari di ICU. Namun, para peneliti tidak melihat adanya hubungan antara golongan darah dan lama pasien dirawat di rumah sakit.
Selain itu, mereka menemukan bahwa 61% pasien dengan golongan darah O atau B yang membutuhkan ventilator, dibandingkan dengan 84% pasien dengan golongan darah A atau AB. Pasien dengan tipe A atau AB juga lebih mungkin membutuhkan dialisis, prosedur yang membantu ginjal menyaring racun dari darah.
“Pasien dalam dua golongan darah ini mungkin memiliki peningkatan risiko disfungsi atau kegagalan organ akibat Covid-19 dibandingkan orang dengan golongan darah O atau B,” ujar penelitian tersebut seperti dilansir dari sciencealert.com pada Selasa (20/10).
Sebuah studi pada Juni 2020 menemukan hubungan serupa, pasien di Italia dan Spanyol dengan golongan darah O memiliki risiko 50% lebih rendah dari infeksi virus corona yang parah dibandingkan dengan pasien dengan golongan darah lain.
Studi yang melibatkan setengah juta orang di Belanda yang dites Covid-19 antara akhir Februari dan akhir Juli 2020 juga menunjukkan golongan darah O lebih rendah berisiko Covid-19. Selain itu, penelitian menemukan sekitar 4.600 orang yang dites positif, 38,4% memiliki tipe darah O.
Angka tersebut lebih rendah dari prevalensi tipe O sebesar 4,17% pada populasi 2,2 juta orang Denmark. Para peneliti pun menyimpulkan orang dengan golongan darah O terhindar dari virus corona.
Pada Maret 2020, sebuah penelitian terhadap lebih dari 2.100 pasien virus corona di kota Wuhan dan Shenzhen di Tiongkok juga menemukan bahwa orang dengan golongan darah O memiliki risiko infeksi yang lebih rendah.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa orang dengan golongan darah O kurang rentan terhadap SARS. Sebuah studi pada 2005 di Hong Kong juga menemukan bahwa kebanyakan orang yang terinfeksi SARS memiliki golongan darah non-O.
Meskipun sudah banyak bukti ilmiah, Mypinder Sekhon, salah satu penulis studi Vancouver, mengatakan kaitan antara golongan darah dan infeksi Covid-19 masih lemah. Pasalnya, ada faktor risiko lain yang berpengaruh seperti usia, penyakit penyerta, dan sebagainya.
"Untuk orang dengan golongan darah A, Anda tidak perlu panik. Dan jika Anda golongan darah O, Anda tidak bebas pergi ke pub dan bar," kata Sekhon kepada CNN.
Secara umum, golongan darah seseorang bergantung pada ada atau tidaknya protein yang disebut antigen A dan B di permukaan sel darah merah. Hal itu bersifat genetik dan diwarisi oleh orang tua.
Meski begitu, orang dengan golongan darah O tidak memiliki antigen. Tipe darah O pun menjadi golongan darah yang paling umum. Sekitar 48% orang Amerika memiliki golongan darah O.
Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan