Distribusi Vaksin Astrazeneca Bakal Meleset dari Target Akhir Tahun

ANTARA FOTO/REUTERS/Nick Oxford/wsj/dj
Pendeta berdoa bersama pasien yang sedang dalam pemeriksaan untuk virus corona di SSM Healt Rumah Sakit St. Anthony di tengah pandemi virus corona (COVID-19), di Shawnee, Oklahoma, Amerika Serikat, Kamis (23/4/2020).
Penulis: Yuliawati
5/11/2020, 14.56 WIB

Distribusi vaksin virus corona produksi AstraZeneca kemungkinan meleset dari target pada akhir tahun ini. Kepala Uji Vaksin Oxford University Andrew Pollard mengatakan vaksin AstraZeneca bekerja sama dengan Oxford belum dapat disuntikkan sebelum Natal.

“Tim Oxford yang bekerja sama dengan perusahaan AstraZeneca belum melihat hasil apapun untuk mengetahui apakah vaksin berhasil melindungi orang dari virus atau mencegah mereka dari infeksi parah,”  kata Pollard kepada Komite Science and Technology Parlemen Inggris, dikutip dari The Guardian, Rabu (4/11).

Namun, pihak Oxford optimistis dapat menganalisis vaksin di akhir tahun untuk memberikan data tersebut kepada otoritas regulasi. “Kami benar-benar membutuhkan itu sehingga pemeriksaan dilakukan sangat cermat dalam uji klinis, untuk melihat integritas dan kualitas data, serta memverifikasi kebenaran hasilnya,” ujar Pollard.

Kepala Gugus Tugas Vaksin Inggris Kate Bingham mengatakan memerlukan waktu berminggu-minggu lagi untuk dapat melihat data sementara vaksin Oxford-AstraZeneca dan BioNTech-Pfizer.

Meski diperlukan waktu lebih lama untuk mengetahui data sementara, tetapi Bingham menyatakan bahwa pembuatan vaksin sudah sangat maju. Perusahaan bioteknologi meningkatkan kecepatan produksi yang belum pernah terjadi sebelumnya.

“Produksi dimulai dengan jumlah dosis rendah, yang dimaksud adalah jutaan dosis pada awalnya sehingga kita akan mendapatkan 100 juta dosis yang telah kita amankan di semester pertama tahun depan,” kata Bingham.

Bingham mengatakan target produksi 30 juta dosis vaksin pada September belum tercapai. Oleh karena itu, Inggris akan mendapat 4 juta dosis di akhir tahun sebagai gantinya.  “Prediksi ini sebagai asumsi bahwa semuanya benar-benar berfungsi dan tidak ada gangguan sama sekali,” ujar Bingham, dikutip dari Reuters, Kamis(5/11).

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) mengatakan setidaknya diperlukan 50% efektifitas untuk mengeluarkan persetujuan vakisn. Namun, jika ditemukan efektifitas vaksin dapat mencegah 40% kasus infeksi, maka regulator harus mempertimbangkan apakah itu dapat membantu Layanan  Kesehatan Nasional (NHS).

Meskipun kandidat vaksin memiliki efektifitas yang signifikan, tetapi tidak berarti pandemi Covid-19 segera berakhir, “Tidak berarti kita semua dapat kembali normal dengan segera. Perlu waktu untuk mendistribusikan vaksin dan tidak semua orang akan menerimanya.”

 
Penyumbang bahan: Agatha Lintang