Pfizer dan Moderna Bakal Dapat Izin, Warga AS Bisa Divaksin Desember

ANTARA
Ilustrasi, vaksin virus corona.
Editor: Yuliawati
1/12/2020, 17.04 WIB

Pemerintah Amerika Serikat menjanjikan akan mendistribusikan vaksin virus corona sebelum perayaan Natal tahun ini. Badan Administrasi Makanan dan Obat-Obatan Amerika Serikat (FDA) dalam proses memberikan izin penggunaan darurat (emergency use authorizatio) untuk vaksin Covid-19 buatan Pfizer bersama BioNTech dan Moderna.

FDA menjadwalkan pertemuan dengan penasihat Komite Penasihat Vaksin untuk mempertimbangkan izin untuk Pfizer dan BioNTech pada 10 Desember. Adapun pertemuan untuk membahas vaksin Moderna pada 17 Desember.

Perusahaan farmasi Moderna mengajukan permohonan izin kepada FDA pada Senin lalu. Perusahaan menyerahkan data yang menunjukkan vaksin 94,1% efektif mencegah Covid-19 dan 100% efektif mencegah kasus penyakit yang parah.

Data yang diajukan Moderna ini mengejutkan banyak pihak. "Data ini luar biasa," kata Paul Offit, pakar vaksin di Universitas Pennsylvania dikutip dari CNN, Selasa (1/12).

Moderna telah melakukan uji coba kepada 30.000 sukarelawan dengan 15.000 di antaranya tidak mendapat efek samping yang serius. Namun, data uji coba ini belum dirilis secara resmi yang rencananya  akan diterbitkan dalam jurnal peer-review.

Tingkat efektivitas Moderna ini bersaing dengan Pfizer Inc dan BioNTech, mencapai tingkat efektivitas 95% dengan data uji klinis lengkap.

Pemerintah AS telah sepakat untuk mendistribusikan vaksin Pfizer dalam waktu 24 jam setelah penerbitan izin FDA. Saat ini Pfizer maupun Moderna berencana mendistribusikan 40 juta dosis vaksin kepada pasar Amerika di akhir Desember ini.



Setiap vaksin membutuhkan dua dosis yang diberi selang tiga sampai empat minggu. Sehingga 40 juta vaksin ini hanya bisa diberikan kepada 20 juta orang. Larry Corey yang memimpin uji coba vaksin mengatakan, jika izin distribusi Pfizer dan Moderna telah dikeluarkan, perusahaan dapat memasok lebih dari 50 juta dosis pada Januari 2021.

Sedangkan pada Februari dan Maret diprediksi vaksin yang diedarkan mencapai 60 juta. “Angka ini menambah hingga 150 juta dosis, sehingga bisa memvaksinasi 75 juta orang,” katanya.

Vaksin AstraZeneca buatan Universitas Oxford juga telah memproses persetujuan izin penggunaan darurat ke pemerintah Inggris. Pemerintah Inggris mengumumkan secara resmi merujuk kandidat vaksin Oxford ini ke regulator obat di Inggris untuk penilaian.

Vaksin AstraZeneca  yang memiliki tingkat efektivitas 70% ini memiliki kemudahan distribusi karena hanya perlu disimpan pada suhu dingin 2-8 derajad Celcius. Sehingga vaksin ini memungkinkan untuk didistribusikan ke negara-negara berkembang.

Berbeda dengan vaksin Moderna yang harus disimpan pada suhu beku -20 derajat Celcius atau pada suhu lemari es selama 30 hari. Vaksin Pfizer-Biontech pun harus disimpan pada suhu -75 derajat Celcius serta harus didinginkan selama 5 hari sekali pada suhu yang lebih tinggi.

Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito menjelaskan vaksin yang masuk ke tubuh manusia akan menstimulasi imunitas tubuh. Vaksin Covid-19 tidak saja akan melindungi diri sendiri, juga orang lain yang tidak mendapatkan vaksinasi karena alasan tertentu, termasuk alasan kesehatan.

Meski begitu, Wiku kembali mengingatkan masyarakat untuk bekerja memerangi pandemi Covid-19 sebelum adanya vaksin. Caranya dengan menerapkan protokol kesehatan 3M yakni memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Upaya tersebut terbukti ampuh memutus penyebaran virus corona.

Reporter: Annisa Rizky Fadila

Masyarakat dapat mencegah penyebaran virus corona dengan menerapkan 3M, yaitu: memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak sekaligus menjauhi kerumunan. Klik di sini untuk info selengkapnya.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #cucitangan